Kisah Inspiratif Alfan: Dari Guru Honorer hingga Terima Beasiswa Indonesia Bangkit
Kamis, 3 April 2025 | 11:00 WIB
Moch Miftachur Rizki
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Kesempatan untuk melanjutkan studi kini semakin terbuka lebar, terutama bagi akademisi yang ingin meningkatkan kompetensi melalui berbagai program beasiswa. Salah satu yang menarik perhatian adalah Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), yang dikelola oleh Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Puspenma) Kemenag. Pendaftaran BIB 2025 dibuka mulai 1 April hingga 31 Mei 2025. Persiapan yang matang menjadi kunci utama dalam meraih beasiswa ini.
Salah satu penerima BIB 2022, Muhammad Alfan Aldiansyah, membagikan kisah inspiratifnya dalam meraih beasiswa ini untuk melanjutkan studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Islam Malang (Unisma). Berasal dari keluarga sederhana, dengan kedua orang tua yang tidak lulus SD, Alfan membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi dan latar belakang akademik keluarga bukan penghalang untuk meraih gelar S2.
Setelah lulus S1 dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Alfan memutuskan untuk mengabdi sebagai guru honorer sejak 2019. Di tengah perjalanan sebagai pendidik, ia menemukan informasi tentang Beasiswa Indonesia Bangkit melalui grup guru di sekolahnya.
“Sempat ragu karena merasa kemampuan saya kurang. Tapi saya berpikir, selama ada kesempatan, kepantasan bisa dikejar. Aku pun berkonsultasi dengan orang tua dan akhirnya memberanikan diri untuk mencoba,” katanya saat dikonfirmasi NU Online Jatim, Sabtu (29/03/2025) malam.
Alfan juga mengungkapkan bahwa awalnya ia tidak berencana melanjutkan S2 karena kendala finansial. Namun, setelah memahami manfaat yang ditawarkan BIB, mulai dari biaya pendidikan hingga tunjangan hidup, ia pun semakin yakin untuk mencoba.
Alfan menekankan pentingnya persiapan sejak awal. Ia mempelajari semua persyaratan melalui browsing dan membaca buku pedoman beasiswa. Proses persiapan administrasi memakan waktu sekitar dua minggu, mulai dari melengkapi dokumen hingga menyusun rencana studi yang kuat.
“Kalau kita punya niat yang besar, persiapan pasti bisa kita kejar. Aku dulu tidak punya jaringan untuk bertanya lebih jauh, jadi aku cari informasi sendiri dan berusaha memenuhi semua syarat dengan maksimal,” jelasnya.
Selain menjadi guru honorer di MINU Sumberpasir, Pakis, Malang, Alfan juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Ia membantu orang tua berjualan dan pernah mendirikan rumah belajar gratis saat masih kuliah S1. Keterlibatannya di Karang Taruna dan organisasi kepemudaan juga menjadi nilai tambah saat mendaftar BIB.
“Waktu S2, bimbel gratis yang saya dirikan tidak berjalan lagi karena anak-anak sekarang lebih memilih les berbayar. Tapi pengalaman ini tetap saya angkat sebagai bentuk pengabdian di dalam esai pendaftaran beasiswa,” tambahnya.
Alfan berharap lebih banyak mahasiswa berani mencoba mendaftar BIB 2025 meskipun merasa belum cukup pantas untuk mendapat beasiswa.
“Selama ada kesempatan, kita harus berani mencoba. Jangan ragu karena merasa persyaratan berat. Kesempatan tidak datang dua kali. Kalau tahun ini kita bisa menjangkaunya tanpa kendala berat, maka kejar lah,” tutupnya.
Kisah inspiratif Alfan membuktikan bahwa dengan tekad, persiapan matang, dan semangat untuk membahagiakan orang tua, siapapun bisa meraih beasiswa dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Terpopuler
1
Inilah Beragam Keutamaan Ibadah Haji
2
Silaturahim LP Ma’arif NU dan Pergunu Jatim Bentuk Kerja Sama Strategis
3
Musyawarah Bulanan LBMNU di Lamongan Ulas Fikih Kurban Jelang Idul Adha
4
Diklatsar Banser Gabungan di Bangkalan Perkuat Kebersamaan dengan Rakyat
5
Perkuat Tata Kelola, LAZISNU di Jember Gelar Madrasah Amil
6
Prof Masdar Hilmy Apresiasi Peluncuran Ma’arif Smart School di Malang
Terkini
Lihat Semua