• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Malang Raya

Sejenak Bersama Kiai Moensif, Generasi Pertama IPNU dan PMII

Sejenak Bersama Kiai Moensif, Generasi Pertama IPNU dan PMII
Kiai Moensif, generasi pertama IPNU dan PMII di kediamannya di Malang. (Foto: NOJ/MJ)
Kiai Moensif, generasi pertama IPNU dan PMII di kediamannya di Malang. (Foto: NOJ/MJ)

Malang, NU Online Jatim

Kami, termasuk NU Online Jatim, datang ke sebuah rumah di Jalan Bungkuk 13, Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, selepas Maghrib, baru-baru ini. Yang dituju ialah KH Moensif bin Nachrowi, generasi pertama Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

 

Kiai Moensif baru muncul dan menyambut setelah beberapa kali kami ucapkan salam. Kami dipersilakan masuk dan duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Tapi kami memilih duduk di atas karpet yang terhampar di lantau ruang tamu.

 

Mulanya, kami kesulitan untuk menyampaikan tujuan bertamu. Memandang wajahnya pun tak kuasa. Teman kami, Miftachur Rizky, lantas memberanikan diri memulai perbincangan. Satu-satu dari kami diperkenalkan kepada Kiai Moensif.

 

Nyali kami akhirnya terpantik. Kami menyampaikan ingin meminta nasihat sekaligus berkah dari kiai kharismatik tersebut. Sang kiai merespons dengan canda. Dia merendah dan mengatakan untuk apa meminta nasihat, apalagi tamunya adalah para pemuda yang sudah lulus kuliah.

 

Kiai Moensif mengatakan, tantangan yang harus dihadapi pemuda NU saat ini sangat besar. Namun demikian, para pemuda NU harus tetap konsisten memperkuat diri di bidang ilmu agama dan pengetahuan.

 

“Kebutuhan kita dari lama makin lama semakin banyak, apakah itu kebutuhan ilmu, kebutuhan pengalaman, ekonomi, dan lainnya,” kata Kiai Moensif.

 

Wajah pemuda NU, lanjut dia, ada dua. Yaitu mereka yang bergelut dengan ilmu agama di pesantren dan mereka yang sekuat tenaga mempelajari ilmu pengetahuan hingga ke perguruan tinggi.

 

“Kita sekarang bersyukur bahwa anak-anak kita, khususnya anak-anak Nahdliyin, sudah memiliki ilmuwan, tenaga-tenaga ahli, dan di bidangnya masing-masing. Tapi itu tidak boleh berhenti di situ,” tandas Kiai Moensif.

 

“Saya melihat bahwa potensi-potensi yang sekarang dimiliki, apakah itu anak-anak IPNU atau PMII, pada satu level yang sebetulnya membanggakan, cukup membanggakan,” imbuh kiai 83 tahun itu.

 

Editor: Nur Faishal


Malang Raya Terbaru