Yayasan Al Ma’arif Singosari Gelar Haul ke-6 KH Tholchah Hasan
Jumat, 30 Mei 2025 | 10:00 WIB

Sambutan Wakil Bupati Malang, Nyai Hj. Lathifah Shohib dalam Peringatan Haul ke-6 almaghfurlah Prof. Dr. KH. Moch. Tholchah Hasan. (Foto: NOJ/Rizki)
Moch Miftachur Rizki
Kontributor
Malang, NU Online Jatim
Yayasan Pendidikan Al Ma’arif Singosari menggelar Pengajian Umum dan Doa Bersama dalam rangka Haul ke-6 almaghfurlah Prof. Dr. KH. Moch. Tholchah Hasan, bersamaan dengan doa untuk para masyayikh pendiri dan perintis yayasan di Lapangan SMK Plus Al Ma’arif Singosari, Kabupaten Malang, Kamis (29/05/2025). Ribuan jamaah dan tokoh penting dari berbagai kalangan turut hadir untuk mengenang jasa besar KH Tholchah Hasan, seorang tokoh nasional yang dikenal sebagai ulama, pendidik, sekaligus mantan Menteri Agama Republik Indonesia.
Ketua Yayasan Pendidikan Al Ma’arif Singosari, KH Anas Noor, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara haul tersebut.
“Alhamdulillah, kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya, sehingga kita bisa berkumpul dalam rangka haul almaghfurlah Romo KH Tholchah Hasan serta doa bersama untuk para masyayikh. Ini momentum penting untuk mengenang jasa-jasa besar beliau yang telah berkontribusi dalam dunia pendidikan, dakwah, dan perjuangan umat," katanya.
KH Anas Noor menambahkah bahwa kawasan Singosari memiliki kekayaan spiritual dan sejarah yang luar biasa, salah satunya adalah keberadaan makam dua mantan Menteri Agama RI yang berdampingan, yakni KH Masjkur dan KH Tholchah Hasan, yang berada di kawasan Bungkuk.
“Tidak ada tempat lain di Indonesia yang makam dua Menteri Agamanya berdampingan seperti di Bungkuk, Singosari. Selain itu, di sana juga ada makam para auliya, seperti Mbah KH Hamimuddin, pasukan Pangeran Diponegoro yang juga perintis Pesantren Bungkuk, dan menantunya Mbah Thohir yang sejaman dengan KH Hasyim Asy'ari," tambahnya.
KH Anas berharap melalui peringatan haul ini, masyarakat semakin mengenal keistimewaan Singosari dan menjadikannya sumber inspirasi serta kebanggaan lokal.
“Kami berharap ke depan bisa didirikan museum kecil di Bungkuk agar generasi muda dan masyarakat umum bisa mengetahui peninggalan sejarah dan perjuangan para masyayikh," harapnya.
Wakil Bupati Malang, Nyai Hj. Lathifah Shohib dalam sambutannya menegaskan pentingnya mengenang jasa para ulama sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian mereka terhadap bangsa dan umat.
“KH Tholchah Hasan bukan hanya tokoh agama, tetapi juga tokoh nasional, politikus, dan pendidik yang layak kita teladani. Haul ini menjadi sarana untuk terus menghidupkan nilai-nilai perjuangan beliau," tuturnya.
Nyai Lathifah juga membagikan kisah kedekatannya secara personal dengan almarhum KH Tholchah Hasan, yang dikenal akrab dengan lingkungan Nahdlatul Ulama dan memiliki semangat tinggi dalam membangun dunia pendidikan, termasuk keterlibatannya dalam perintisan Universitas Islam Malang (Unisma).
“Alhamdulillah, saat saya masih kuliah, saya pernah diajak oleh ayah untuk bersilaturahmi ke Kantor Yayasan Al Ma’arif Singosari. Ayah saya dan KH Tholchah Hasan tampaknya bersahabat sejak nyantri bersama di Pesantren Tebuireng, dan insyaallah keduanya juga sama-sama menjadi pengurus Nahdlatul Ulama. Kami diterima langsung oleh beliau,” ujarnya.
Ia juga menceritakan kenangan almarhum suaminya yang juga pernah diajak oleh KH Tholchah untuk mengajar bersama di Fakultas Tarbiyah wat Ta’lim, baik di Singosari maupun di Universitas Islam Malang (Unisma), pada masa awal perintisan pendirian.
“Bagi saya, hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa. Orang-orang terdekat dalam hidup saya ternyata menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjuangan dan dedikasi KH Tholchah Hasan,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua PW ISNU Jawa Timur, Prof. Dr. H. Mas’ud Said, juga memberikan testimoni manaqib (kisah-kisah teladan) KH Tholchah Hasan, mengulas kiprah beliau sebagai intelektual sekaligus pejuang umat yang konsisten menebar manfaat.
Suasana haul semakin semarak dengan penampilan grup sholawat Zanzibar Arabian dan Jogo Rekso Budoyo yang menyemarakkan malam penuh doa tersebut. Sejumlah tokoh penting juga turut hadir, antara lain Nyai Hj. Solichah Noor (istri almarhum), Gus M. Hilal Fahmi (putra KH Tholchah Hasan), Prof. Dr. AH. Rofi’uddin, Prof. Dr. H. Maskuri Bakri, dan KH M. Anas Basori Alwi, dan lain sebagainya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 3 Pesan Rasulullah di Bulan Dzulhijjah
2
10 Awal Bulan Dzulhijjah, Inilah Dalil Anjuran untuk Memperbanyak Dzikir
3
Ketua PCNU Sidoarjo Apresiasi Berdirinya Asosiasi Modin Republik Indonesia Abdi Nusantara
4
Pendaftaran UM PTKIN Diperpanjang hingga 2 Juni 2025, Simak Jadwalnya
5
Pagar Nusa Kota Probolinggo Borong 7 Medali di O2SN Pencak Silat 2025
6
PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada 6 Juni 2025
Terkini
Lihat Semua