• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Cegah Hama Tikus, Petani NU di Nganjuk Pasang Rumah Burung Hantu

Cegah Hama Tikus, Petani NU di Nganjuk Pasang Rumah Burung Hantu
Petani NU Nganjuk menunjukkan rumah burung hantu yang dipasang di tengah areal persawahan untuk cegah hama tikus. (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)
Petani NU Nganjuk menunjukkan rumah burung hantu yang dipasang di tengah areal persawahan untuk cegah hama tikus. (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

Hama tikus menjadi persoalan serius bagi petani pada umumnya. Para petani kerap menggunakan bahan kimia racun untuk mencegah tikus masuk ke areal persawahannya, meskipun terkadang tidak menunjukkan dampak yang cukup signifikan.


Kini, ada juga kearifan lokal yang murah namun tidak kalah dengan racun tikus, malah hanya butuh tenaga. Yakni, mengandalkan burung hantu pemangsa tikus dengan cara memasang rumah-rumahan dari kayu atau lebih dikenal pagupon rumah burung hantu (rubuha) di area persawahan.


Salah seorang Nahdliyin di Dusun Dukuh, Desa Sugihwaras, Kecamatan Prambon bernama Harun ar-Rasyid (41) telah melakukannya. Ia menjelaskan, pelestarian burung hantu sebagai pemangsa alami hama tikus itu dimulai karena meluasnya serangan tikus di musim tanam sebelumnya yang mengakibatkan para petani gagal panen.


“Para petani banyak yang rugi akibat hama tikus yang meluas. Hal ini cukup membuat kami pusing," kata Harun kepada NU Online Jatim, Selasa (28/12/2021).


Tidak lama setelah kejadian itu, ia dan kelompoknya memiliki ide untuk memasang rubuha tersebut ke tengah sawah yang tidak jauh dari rumahnya.


Rubaha tersebut ditempatkan di atas tiang besi atau tiang kayu dengan ketinggian enam meter hingga sembilan meter. Rubuha berdiameter panjang 70 centimeter, lebar 50 sentimenter, dan tinggi 50 sentimeter tersebut berisi burung hantu yang akan membasmi tikus yang merusak sawah petani.


“Jika sudah kita siapkan rumah burung hantu akan datang dengan sendirinya. Dalam rumah tersebut burung hantu nantinya juga bisa berkembang biak,” terangnya.


Disampaikan Harun, satu ekor burung hantu dewasa bisa akan memakan 6-10 ekor tikus dalam semalam. Satu rubaha dipasang dengan jarak yang cukup jauh dengan rubuha lainnya. Menurutnya, teknologi pemanfaatan burung hantu ini sangat mudah untuk diterapkan.


“Satu rubuha berjarak lima hektar dengan rubuha lainnya,” jelas alumni Pondok Pesantren Mangunsari, Nganjuk itu.


Dalam pelaksanaannya, lanjut Harun, pemasangan empat rumah burung hantu ini atas dukungan dan fasilitas Unit Pengelola Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PARNU) Dukuh. Jika berhasil, maka akan dikembangkan lagi.


“Saya mewakili teman-teman petani mengucapkan banyak terima kasih kepada UPZISNU Dukuh, Rais dan Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sugihwaras yang telah mendukung program ini. Semoga bisa bermanfaat,” pungkasnya.


Matraman Terbaru