Cuaca Ekstrem, Bagana Nganjuk Imbau Warga Waspada Bencana
Jumat, 5 November 2021 | 07:00 WIB

Personil Bagana Nganjuk saat apel gelar pasukan waspada bencana (Foto: NOJ/ Haafidh Nur Siddiq Yusuf)
Haafidh Nur Siddiq Yusuf
Kontributor
Nganjuk, NU Online Jatim
Satuan Khusus Banser Tanggap Bencana (Bagana) Kabupaten Nganjuk meminta masyarakat untuk mewaspadai tanah longsor, banjir bandang, serta angin puting beliung. Terutama bagi yang tinggal di kawasan pegunungan dan kawasan bantaran sungai. Hal itu menyusul curah hujan meningkat yang terjadi beberapa hari terakhir.
"Peringatan kewaspadaan itu guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Ketua Bagana Kabupaten Nganjuk, Tubagus Abi, saat ditemui NU Online Jatim, Rabu (04/11).
Kawasan rawan yang dimaksud Tubagus, merupakan dataran tinggi yang meliputi Kecamatan Sawahan, Ngetos, dan Berbek. Mengingat setahun yang lalu daerah tersebut menjadi titik utama bencana tanah longsor dan banjir hingga meluas ke kecamatan lain sekitarnya.
“Daerah-daerah dataran rendah juga harus waspada terhadap banjir. Apalagi dekat bantaran sungai dan hamparan luas yang dikelilingi oleh persawahan,” ujarnya.
Menurut Tubagus, saat hujan lebat air di daerah hamparan luas akan menggenang karena tidak menemukan titik terendah. Namun demikian, satu atau dua hari kemudian air sudah meresap kembali.
“Tetap harus meningkatkan kewaspadaan, karena akan berdampak terendamnya harta benda warga” ungkapnya.
Kewaspadaan bencana banjir dan longsor itu, lanjut Tubagus, setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini memasuki fenomena La Nina yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang dan kilat.
“Prediksi BMKG La Nina akan menambah curah hujan sampai dengan 40 persen. Di beberapa daerah bencana mulai terjadi, masyarakat diharap terus waspada,” imbuhnya.
Disampaikan Tubagus, Bagana Nganjuk saat ini tengah menyiapkan peningkatan kapasitas personil dan sumber daya lainnya. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir risiko dalam menghadapi bencana dengan segala ancamannya.
“Tentu ini adalah salah satu wujud kesiagaan kita menghadapi bencana. Karena datangnya bencana bisa sewaktu-waktu terjadi dan tidak bisa ditebak. Semua peralatan dan SDM harus siap,” pungkasnya.
Terpopuler
1
4 Rekomendasi MUI Jatim soal Penggunaan Sound Horeg
2
Fatwa MUI Jatim: Sound Horeg Haram Jika Timbulkan Gangguan dan Kemaksiatan
3
Workshop Nawaning Nusantara Dorong Gerakan Pesantren Anti Kekerasan Seksual
4
Fatayat NU Jatim Gelar Sosialisasi Tanggap Bencana, Perkuat Peran Perempuan dalam Kesiapsiagaan
5
MDS Rijalul Ansor Jatim 2024-2028 Dikukuhkan dan Rakerwil di Lirboyo
6
Melalui DTD Garfa, Fatayat NU Jatim Cetak Kader Tanggap Darurat
Terkini
Lihat Semua