• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Sekretaris NU Jatim Ingatkan Tantangan Kala Mendidik Anak

Sekretaris NU Jatim Ingatkan Tantangan Kala Mendidik Anak
Sekretaris PWNU Jatim, Akh Muzakki. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf)
Sekretaris PWNU Jatim, Akh Muzakki. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

Sejuta tantangan mesti dihadapi pendidik maupun orang tua dalam mendidik anak di era digital. Karena jika gagal, anak hanya akan jadi generasi penonton, bahkan akan jadi korban dari kemajuan teknologi informasi.

 

Hal itu disampaikan Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur H Akh Muzakki saat memberikan tausiyah dalam resepsi malam puncak dan tasyakuran Hari Santri 2021 Kabupaten Nganjuk, Selasa (26/10) di pendopo kabupaten setempat.

 

Ia menyebutkan, ada beberapa hal yang menjadi tantangan orang tua dalam mendampingi sang buah hati, di antaranya mendidik anak di tengah kemajuan teknologi digital.

 

“Anak atau santri zaman sekarang tentu lebih berat tantangannya dibandingkan zaman dahulu, sebab dulu tidak ada handphone. Jika dulu tidak tahu sesuatu tanya kepada Kiai, sekarang tanya ke internet, kalau tidak puas buka aplikasi video mencari reviewnya,” ujarnya.

 

Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini mengingatkan agar tidak melulu menggunakan gawai dalam aktivitas keseharian. Sebab, paparan radiasi perangkat nirkabel seperti ponsel dan tablet dikhawatirkan berada pada tingkat yang berbahaya bagi anak-anak.

 

Nuwun sewu, hanphone ada sinyal, radiasi, dan aliran listrik. Jika tidak diawasi orang tua lambat laun akan berbahaya bagi anak, khususnya balita,” terang peraih gelar master of philosophy (MPhil) dari Australian National University (ANU) ini.

 

Dalam mendampingi anak-anak, lanjut Akh Muzakki, hendaknya memberikan kesempatan untuk bersosialisasi diri. Artinya, sebagai orang tua tidak selalu menyuguhkan gawai untuk mencegah agar mereka tidak rewel. Menurutnya, mendidik pasti menyayangi, namun tidak semua menyayangi itu mendidik.

 

“Perkembangan kecerdasan anak ditentukan perkembangan fisik anak. Maka yang dibutuhkan sosialisasi diri dengan orang lain bukan dengan hp atau tablet. Maka mari kita dampingi mereka agar tidak kecanduan,” tutur Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tersebut.

 

Dirinya pun mengingatkan kembali pesan Presiden RI pertama Soekarno tentang pentingnya menyiapkan investasi keterampilan manusia (human skill investment), investasi material (material investment), dan investasi mental (mental investment) dalam proses pembangunan Indonesia. Dia menilai, investasi mental itulah yang sangat penting dalam membangun peradaban manusia.

 

“Diharapkan anak-anak kita nantinya akan terjamin moral dan mentalnya, sehingga membawa kehidupan yang lebih baik pada bangsa ini,” pungkasnya.

 

Penulis: Hafidz Yusuf


Matraman Terbaru