Cara Lesbumi NU di Nganjuk Bangkitkan Literasi Sastra Jawa
Selasa, 26 Oktober 2021 | 12:00 WIB

Peserta lomba Alih Aksara Jawa yang diadakan oleh Lesbumi NU Tanjunganom, Nganjuk. (Foto: NOJ/ Hafidz Yusuf)
A Habiburrahman
Penulis
Nganjuk, NU Online Jatim
Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU Kecamatan Tanjunganom menggelar lomba bertajuk ‘Alih Tulis Aksara Jawa Santri’. Kegiatan yang dipusatkan di aula Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tanjunganom, Nganjuk, Selasa (26/10) itu diikuti pelajar tingkat SD/MI setempat.
“Hanacaraka merupakan aksara Jawa Carakan alias nglegena yang merupakan aksara jawa dasar. Dan menjadi salah satu aset intelektual kebudayaan nasional yang tidak boleh punah,” ungkap Ketua Lesbumi NU Tanjunganom, Saleem Arofik kepada NU Online Jatim.
Salim menerangkan, dalam aksara Jawa juga terdapat sandhangan, pasangan, aksara rekan, dan angka Jawa. Menurutnya, dengan semakin digencarkannya kegiatan semacam ini eksistensi aksara Jawa di ruang publik maupun di platform digital dapat terjaga, bahkan bisa semakin berkembang.
“Oleh karenanya, penggunaan aksara Jawa perlu diperluas, utamanya di era digital seperti saat ini,” terang alumni Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tersebut.
Ia mengatakan, tujuan kegiatan itu ialah untuk membangkitkan literasi sastra jawa di kalangan generasi muda. Lesbumi NU Tanjunganom berharap, kegiatan dapat membina generasi milenial untuk memiliki potensi literasi di bidang sastra Indonesia.
“Harapannya anak-anak muda di Kabupaten Nganjuk bisa lebih mencintai sastra dan memiliki kemampuan lliterasi sebagai bekal di masa mendatang,” paparnya.
Dalam pelaksanaanya, para peserta diminta melakukan ali bahasa kalimat yang telah disediakan panitia ke dalam aksara Jawa. Kalimat yang ditulis pun adalah kalimat-kalimat yang berhubungan dengan amaliyah warga NU, misalnya niat shalat Maghrib dan lainnya.
“Seperti kalimat niat ingsun shalat Maghrib telung rakaat madhep kiblat fardhu kerana Allah Ta'ala,” ujarnya.
Adapun kriteria penilaian, lanjut Salim, meliputi kebenaran tulisan, kerajinan tulisan, kreasi seni tulisan, dan ketepatan waktu.
“Dari perlombaan ini diambil juara satu, dua, dan tiga masing-masing dari mereka mendapat uang pembinaan dari MWCNU Tanjunganom,” pungkasnya.
Salah satu peserta lomba, Wiwit Indah Ariyani, mengaku gembira dengan kegiatan ini. Pasalnya, dengan mengikuti lomba tersebut ia dapat meningkatkan wawasan tentang aksara Jawa.
“Bagaima pun saya harus terus belajar terkait aksara Jawa. Karena masih banyak yang harus diketahui dari aksara Jawa tersebut,” ucapnya.
Penulis: Hafidz Yusuf
Terpopuler
1
Ketum Fatayat NU Sebut NU Online Jadi Inspirasi Dakwah Ramah dan Inklusif
2
Innalillahi, KH Imam Aziz Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia Wafat
3
4 Rekomendasi MUI Jatim soal Penggunaan Sound Horeg
4
Fatwa MUI Jatim: Sound Horeg Haram Jika Timbulkan Gangguan dan Kemaksiatan
5
Workshop Nawaning Nusantara Dorong Gerakan Pesantren Anti Kekerasan Seksual
6
PCNU Tulungagung Susun Basis Data Organisasi Lewat NU MAP
Terkini
Lihat Semua