• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Matraman

Habib Jindan Sebut Metode Dakwah Wali Songo Persis Nabi Muhammad SAW

Habib Jindan Sebut Metode Dakwah Wali Songo Persis Nabi Muhammad SAW
Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan. (Foto: NOJ/Madchan)
Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan. (Foto: NOJ/Madchan)

Trenggalek, NU Online Jatim

Dakwah yang dibawa oleh Wali Songo ke bumi nusantara menjadi sejarah yang luar biasa tanpa ada konflik maupun perusakan situs Hindu-Budha. Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Jindan menjelaskan metode yang digunakan Wali Sanga dalam berdakwah tak jauh berbeda dengan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

 

Habib Jindan menyebutkan, ibadah, muamalah dan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah bersambung sanad dan silsilah sampai kepada para aulia para Wali Songo. Penyebar Islam yang masuk ke bumi Indonesia ini membawa ilmu nabi dan dakwah nabi dengan cara dan metode Nabi Muhammad SAW.

 

"Berkat Wali Songo sukses dakwah Islam di bumi Indonesia kesuksesan yang tidak ada di negeri manapun. Masuknya Islam di bumi Indonesia ini dengan damai, sehingga tidaklah agama dakwah yang bersanad. Tidaklah masuk ke negeri manapun yang ada konflik, melainkan menjadi solusi menghilangkan konflik dari negeri tersebut," ungkap Habib Jindan dikutip NU Channel, Selasa (13/06/2023).

 

Namun berbanding terbalik, ada sebuah  wilayah tiba-tiba negeri yang tidak ada konflik, masuk suatu dakwah yang katanya dakwah Islam, tahu-tahu berubah menjadi konflik. Yang menjadi pertanyaan Habib Jindan adalah agama sama, menggunakan Al-Qur'an, dan hadistnya tidak berubah, tetapi justru memperkeruh suasana.

 

Pimpinan Yayasan Al Fachriyah, Tangerang, Banten ini menguraikan bahwa pemahaman yang berbeda menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat. Akan tetapi, dakwah Wali Songo di sini beliau mendapati tantangan yang lebih dahsyat sebab belum ada yang beragama Islam.

 

"Wali Songo datang ke sini minoritas kecil, akan tetapi lihat dalam metode mereka berdakwah. Bahkan orang-orang yang nonmuslim pun tertarik kepada dakwah mereka yang asik dengan dakwahnya mereka, mengambil masukan dan pendapat dan merujuk kepada mereka, padahal berbeda agama," ulasnya.

 

Ulama yang mewarisi legenda Sang Datuknya, Habib Salim bin Djindan, sebagai 'Singa Podium' dari Betawi ini takjud denganWali Sanga. Sampai-sampai kerajaan-kerajaan Hindu-Budha tertarik dengan akhlak dan kesantunan dalam berdakwah.

 

Alhasil, menilai Wali Sanga yang paling pantas untuk menikah dengan putri kerajaan. Akhirnya kerajaan Hindu-Budha berubah menjadi kerajaan yang menganut agama Islam yang beriman kepada Allah.

 

Habib Jindan menambahkan tidak ada orang yang lebih tegas daripada Wali Sanga. Tidak ada orang yang paling berpegangan teguh dalam ajaran islam, tidak ada orang yang paling ahli dalam berdakwah melebihi Walisanga. Serta tidak ada orang yang paling paham makna Amar ma'ruf nahi mungkar dibanding Walisanga.

 

"Tidak ada orang yang paling mengerti jihad dan paling mujahid dibanding mereka. Tapi pertanyaannya, berapa kuil yang dihancurkan Walisongo? Berapa candi, patung yang dihancurkan oleh Wali Sanga? Ada Candi Borobudur masih utuh, Candi Prambanan masih utuh. Kebudayaan masih tetap ada," jelasnya.

 

Menurut Habib Jindan, hati yang tulus para penyebar agama Islam di masa silam. Mengajak manusia dengan senjata yang paling tajam, lebih tajam daripada perang yaitu dengan ilmu dan akhlak.

 

 "Ada akhlak, ada ilmu, istiqamah, tawaduk, amanah, kejujuran, kesantunan dalam berucap dan kesantunan dalam bersikap. Rasulullah SAW pun juga ketika menyampaikan agama ini dengan sangat turun-temurun dianjurkan oleh para sahabat tabiin-tabiin ke bawah," jelasnya.


Matraman Terbaru