Kiai Ali Khidlir Jombang Jelaskan Kunci Keluhuran Umat Nabi Muhammad
Selasa, 24 September 2024 | 11:00 WIB

Pengasuh Asrama An-Najah Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, KH Ahmad Ali Khidlir. (Foto: NOJ/YouTube @ppannajah)
M Rufait Balya B
Kontributor
Jombang, NU Online Jatim
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang dan kelembutan, senantiasa peduli terhadap umatnya, dan berusaha membimbing mereka ke jalan yang benar. Nabi Muhammad merupakan teladan dalam akhlak dan perilaku yang baik.
Rasulullah diutus ke dunia untuk menjadi teladan bagi alam semesta, serta untuk membimbing dan memperbaiki akhlak manusia. Maka dari itu, Nabi Muhammad SAW memiliki tingkat keluhuran yang tinggi.
Keluhuran Nabi Muhammad menjadikan berkah bagi umatnya yang dijuluki sebagai sebaik-baiknya umat. Di sini, Pengasuh Asrama An-Najah Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, KH Ahmad Ali Khidlir menjelaskan kunci keluhuran umat Nabi Muhammad SAW.
"Jika ingin luhur bukan dengan apa-apa, melainkan dengan tawadhu, karena dalam hadits orang tawadhu itu akan diangkat derajatnya oleh Allah," ujarnya dalam channel YouTube @ppannajah yang dikutip pada Selasa (24/09/2024).
Ia menceritakan, pada suatu hari Imam Sya'roni bermimpi melihat majelisnya Rasulullah dan di majelis tersebut ada seorang ulama bernama Imam Nuruddin beserta dengan guru-gurunya, akan tetapi yang duduk paling dekat dan bersebelahan dengan Nabi Muhammad SAW hanya Syekh Nuruddin.
Lantas, Nabi Muhammad menjelaskan kepada Imam Sya'roni, bahwa kedekatan Syekh Nuruddin dengannya adalah karena sikap tawadhunya. Kisah tersebut menunjukkan bahwa ketawadhuan bisa mendekatkan diri kepada Nabi dibandingkan yang lebih alim ataupun yang lebih banyak shalawatnya.
"Maka dari itu, ketika ada santri yang ngajinya semangat, dan juga tawadhu itu merupakan anugerah yang luar biasa," terangnya.
Terdapat dua hadits yang berkaitan dengan kunci keluhuran umat Nabi Muhammad serta kedekatan dengannya. Hadits pertama adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW adalah orang yang banyak bershalawatnya. Hadits kedua adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah adalah orang yang paling bagus akhlaknya.
"Jika menurut Habib Umar Al-Hafidz, kedua hadits ini hakikatnya tidak bertentangan, karena orang yang banyak bershalawat itu barokahnya akan menjadi orang yang paling bagus akhlaknya, dan orang yang baik akhlaknya akan menjadi orang yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW," jelasnya.
"Walhasil, jika ingin mengikuti jejaknya Nabi Muhammad SAW dalam keluhuran, maka yang pertama adalah beriman, serta berilmu, setelah itu tawadhu, karena orang tawadhu itu yang mengangkat derajatnya langsung Allah SWT," tambahnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Singkat: 3 Amalan Meraih Pintu Surga
2
GP Ansor Sidoarjo Dorong Urban Farming dan Kerja Sama Energi untuk Ketahanan Pangan
3
Tangis Haru Warnai Keberangkatan 1193 CJH Kota Malang 2025
4
Meneladani KH Mahmud Hamzah: Ulama, Hakim dan Arsitek Keluarga Maslahah
5
Mengatasi Krisis Moral Melalui Pendidikan Islam yang Holistik
6
Tingkatkan Kualitas, MI Bilingual Ma’arif Ketegan Kunjungan ke Singapura-Malaysia
Terkini
Lihat Semua