• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Matraman

LAZISNU Nganjuk Salurkan Zakat di Daerah 3T, Lewati Jalan Rusak hingga Sungai

LAZISNU Nganjuk Salurkan Zakat di Daerah 3T, Lewati Jalan Rusak hingga Sungai
LAZISNU Nganjuk saat meyalurkan zakat di daerah 3T, di Dusun Suru, Desa Lengkonglor, Ngluyu, Nganjuk. (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)
LAZISNU Nganjuk saat meyalurkan zakat di daerah 3T, di Dusun Suru, Desa Lengkonglor, Ngluyu, Nganjuk. (Foto: NOJ/ Haafidh NS Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim
NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Nganjuk menyalurkan puluhan zakat berupa beras untuk masyarakat yang tinggal di daerah 3T (tertinggal, terpencil, dan terdepan). Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama penghimpunan antara LAZISNU PBNU dengan marketplace Shopee.


Ketua LAZISNU Nganjuk, Moch Masyhuri mengatakan, program penyaluran zakat tersebut dimulai pada bulan September hingga Oktober 2022, melalui 17 daerah perwakilan wilayah dan cabang LAZISNU di Indonesia.


“Alhamdulillah, saya mengucapkan terima kasih kepada LAZISNU PBNU yang mempercayakan penyaluran zakat di Kabupaten Nganjuk sebanyak 80 paket beras,” terangnya kepada NU Online Jatim, Selasa (28/09/2022) usai mendistribusikan zakat di Dusun Suru, Desa Lengkonglor, Ngluyu.


Ia menceritakan, letak Dusun Suru terpisah dengan dusun-dusun lainnya, bahkan berbatasan dengan wilayah Kecamatan Lengkong. Jika ingin ke Balai Desa Suru, warga harus rela menempuh waktu hingga 60 menit atau satu jam.


Akses jalan menuju Dusun Suru juga sulit dijangkau karena terletak di pegunungan yang tidak beraspal. Para tim penyalur zakat juga harus menggunakan motor khusus untuk dapat sampai ke tujuan dari Dusun Lengkonglor dan melintasi sungai dibantu masyarakat setempat.


“Jalur sungai dipilih karena tidak ada akses lain untuk menuju dusun yang berpenduduk 50 rumah tersebut,” kata mantan aktivis PMII tersebut.


Selama perjalanan, lanjut Kang Huri, dirinya menikmati hiruk pikuk pedesaan yang masih asri, ditambah lalu lalang warga berkreasi turut mewarnai suasana sore itu. Tampak dari jauh seorang pria paruh baya berpakaian lusuh turun dari tanjakan dengan sepeda motor tua, ditambah rumput dan sebilah parang yang ia letakkan di bagian belakang motornya, pertanda usai bekerja mencari sesuap nasi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.


Satu per satu rumah penduduk di Dusun Suru dilewati, ragam bentuk dan jenis ukuran tersajikan. Bahkan ada rumah kecil yang terbuat dari kayu, namun terlihat sangat nyaman dihuni lantaran suasana begitu menyejukkan.


“Rata-rata kebanyakan masyarakat di sini semuanya bertani dan berkebun. Seperti menanam padi, jagung, kedelai, kacang panjang, cabai dan sebagainya,” tutur alumnus Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ula (STAIM) itu.


Ia berharap, kehadiran LAZISNU di Dusun Suru diharapkan mampu membantu masyarakat, dan sebagai sarana bagi LAZISNU PBNU melalui wilayah dan cabang dalam menyalurkan zakat secara langsung kepada mustahiq.


“Selain di Ngluyu, kami juga menyalurkan zakat LAZISNU PBNU ke daerah lainnya. Kepada para donatur, mari berzakat melalui LAZISNU, insyaallah kami akan terus berkhidmat melayani masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.


Matraman Terbaru