Matraman

PMII STAI Diponegoro Tulungagung Sukses Cetak Kader Militan

Rabu, 19 Februari 2025 | 10:00 WIB

PMII STAI Diponegoro Tulungagung Sukses Cetak Kader Militan

PKD PMII Komisariat STAI Diponegoro. (Foto: NOJ/Madchan Jazuli)

Tulungagung, NU Online Jatim 

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat STAI Diponegoro sukses menghelat Pelatihan Kader Dasar (PKD). Kegiatan ini mengambil tema 'Aktualisasi Nilai Pergerakan Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara' mencetak kader militan.

 

Pengurus Cabang PMII Tulungagung, Yoga Bayu menerangkan bahwa PKD merupakan pengkaderan formal tingkat dua setelah Mapaba. Secara singkat, tujuan PKD dilaksanakan agar terbentuk kader mujahid.

 

"Pada fase ini, calon kader akan melalui proses doktrinasi nilai dan misi PMII. Selain itu, penanaman loyalitas dan militansi gerakan diharapkan tuntas," ujar Yoga Bayu kepada NU Online Jatim, Selasa (18/02/2025).

 

Bertempat di Desa Gesikan, Kecamatan Pakel, Tulungagung, PKD PMII Diponegoro yang k- 6 ini terdiri dari 21 peserta yang berasal dari berbagai kampus, baik negeri maupun swasta.

 

"Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari. PKD merupakan salah satu kaderisasi formal PMII yang boleh diikuti anggota PMII ketika sudah mengikuti Mapaba atau kaderisasi pertama," ulasnya.

 

Yoga menambahkan, PKD ini menyiapkan dan menguatkan kualitas soft skill para kader, serta ajang untuk menempa diri untuk membuka pikiran di dunia pengetahuan dan jaringan PMII.

 

"Dalam fase ini juga calon kader akan dikenalkan berbagai model gerakan, manajerial pengelolaan aktifitas dan gerakan. Sekaligus prinsip-prinsip dasar analisa sosial dan rekayasa sosial," imbuhnya.

 

Sementara, Yoga berharap yang wajib dicapai dalam tahapan ini adalah terwujudnya kader-kader militan. Mempunyai komitmen, moral dan dasar-dasar kemampuan praksis untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar

 

Senada, Pengurus Komisariat PMII STAI Diponergoro Tulungagung, Didin menerangkan kader mujahid memiliki arti sebagai kader yang punya kesungguhan dan punya daya juang yang tinggi. Yakni dalam memperjuangkan prinsip Aqidah Ahlussunah wal Jama’ah. 

 

"Artinya kader-kader tidak seperti anggota pasca MAPABA. Kader-kader yang telah masuk ke fase ini loyalitasnya haruslah terbangun. Tidak lagi mempertanyakan, apalagi ada keraguan dalam ber-PMII," papar Didin.

 

Pihaknya berharap, peserta PKD usai mengikuti pelatihan ini bisa langsung diimplementasikan dengan kondisi realita yang ada di rayon atau tempat masing-masing. 

 

"Sehingga para peserta di sini harus bisa mengambil sesuatu yang penting yang digunakan untuk bekal ketika pulang dari pelatihan," pungkasnya.