• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Matraman

Rais Syuriah NU Pacitan: Kafir Dzimmi Berhak Dilindungi

Rais Syuriah NU Pacitan: Kafir Dzimmi Berhak Dilindungi
Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pacitan, KH Abdulloh Sadjad. (Foto: NOJ/RM)
Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pacitan, KH Abdulloh Sadjad. (Foto: NOJ/RM)

Pacitan, NU Online Jatim

Rais Syuriah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pacitan, KH Abdulloh Sadjad menyesalkan terkait kasus bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada Ahad (28/03/2021).

 

Perilaku kekerasan yang mengatasnamakan agama perlu dilawan dengan cara yang baik, yakni dengan membangun kesadaran akan pentingnya persatuan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibangun bersama dari berbagai golongan dan tidak ada paksaan dalam beragama.

 

"Bukan karena tidak Islam terus di Bom. Tidak ada paksaan dalam agama. Sudah dikonsep oleh Allah SWT seperti firman-Nya Surah al-Baqarah ayat 256. Hal demikian ini harus dilawan dengan diberikan penyadaran," katanya kepada NU Online Jatim, Senin (29/03/2021).

 

Dijelaskan olehnya, sebagai umat muslim agar tidak menggunakan Alquran sebagai satu-satunya sumber dalam memaknai tujuan jihad. Diperlukan penjelasan para ulama agar tidak terjerumus pada tindakan ekstrem, tidak asal menyerang kaum non Islam.

 

"Jihad dalam rangka mengembangkan agama Islam dan mempertahankan diri itu wajib, dan musuhnya murni golongan kafir yang menyerang. Justru kafir yang tidak menyerang (dzimmi) itu dilindungi Rasulullah SAW," ungkap Mbah Sadjad, panggilan akrab KH Abdulloh Sadjad.

 

Alumni Pondok Pesantren Tremas Arjosari ini menambahkan, sebagai umat muslim agar menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang baik. Ia memberikan contoh tentang jejak Wali Songo dalam menyebarkan Islam di tanah Jawa yang tidak pernah ada pertumpahan darah.

 

"Kita lihat ajaran Wali Songo yang mengajarkan Islam di tanah jawa ini, tidak ada setetes darah pun mengalir, jangankan sampai mengebom, membunuh saja tidak pernah. Para Wali Songo mengajarkan Islam dengan bijaksana, dengan cara santun supaya masyarakat tertarik masuk Islam," tandasnya.

 

Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berpikiran terbuka, tidak melihat sesuatu hanya dari satu sudut pandang. Mengambil pelajaran dari peristiwa ini agar tetap waspada.

 

 

"Makanya kepada seluruh masyarakat perlu diperhatikan, jangan hanya belajar dari satu kelompok saja agar pikiran terbuka. Peristiwa ini perlu jadi perhatian kita bersama. Pemerintah perlu perhatian, masyarakat perlu waspada. Ikutilah tuntunan ulama terdahulu agar tidak terjerumus pada tindakan anarkis," pungkas Pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatussubhan Arjowinangun, Pacitan itu.

 

Editor: Risma Savhira


Matraman Terbaru