• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Sambut Satu Abad, Ketua NU Trenggalek Ajak Adaptasi dengan Zaman

Sambut Satu Abad, Ketua NU Trenggalek Ajak Adaptasi dengan Zaman
Ketua PCNU Trenggalek, KH Muhamad Fatchulloh Sholeh. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli).
Ketua PCNU Trenggalek, KH Muhamad Fatchulloh Sholeh. (Foto: NOJ/ Madchan Jazuli).

Trenggalek, NU Online Jatim

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Trenggalek bakal mengikuti Turun ke Bawah (Turba) yang diadakan oleh Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur. Menanggapi satu abad NU 2026 mendatang, warga nahdliyin harus beradaptasi dengan zaman, dan mempertahankan pondok tradisional.

 

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Trenggalek, KH Muhamad Fatchulloh Sholeh mengungkapkan, banyak hal yang harus dipersiapkan. Baik dari internal maupun eksternal organisasi terbesar di Indonesia ini.

 

"Sekarang kalau tidak berani, akan termakan zaman, bonus demografi, milenial untuk persiapan 100 tahun NU. Kalau kita panggah wedi yo ra dadi (kalau kita tetap takut ya tidak jadi)," kata KH Muhamad Fatchulloh Sholeh, Sabtu (12/06/2021).

 

Menurutnya, model pondok-pondok salafiyah tradisional harus dipertahankan. Tidak membatasi, malah juga harus mengembangkan pondok modern. Karena semua saling mengisi antara pondok salafiyah dan modern.

 

"Karena tradisional mempunyai kualitas yang lebih. Baik dari sisi pemahaman agama, kerohamian, maupun akhlaknya," ungkap Gus Loh, sapaan akrabnya.

 

Kepada NU Online Jatim, ia menjelaskan, NU besar selain karena beberapa hal. Di antaranya orang-orang di dalamnya baik struktural maupun kultural ikhlas dalam mengemban amanah. Selain itu, selalu takdzim kepada kiai-kiai sebagai panutan. Kemudian percaya adanya barokah yang didapat kepada masyayikh.

 

"Mempunyai nilai-nilai kebaikan sebagai barokah, yaitu produk pondok tradisional. Kuatnya ya disitu," ujar kiai Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Hidayah at-Taqwa Kedunglurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek tersebut.

 

Masih menurut Gus Loh, banyak tokoh kiai yang menjadi panutan sekaligus teladan. Tidak jarang makam-makam kiai tersebut selalu menjadi tempat ziarah. Dengan washilah atau perantara kekasih Allah, hajat yang diinginkan terkabul atas izin-Nya.

 

"Sangat percaya Gus Miek Ploso Kediri, Mbah Idris Lirboyo, Mbah Abdul Jalil Tulungagung, Mbah Dahnan Trenggalek, Mbah Yunus Jajar barokahnya tinggi. Kebesaran kita di sini," terangnya.

 

Ia menambahkan, pendidikan modern bisa menjadi basis pendidikan unggulan. Tidak hanya itu, perencanan dalam bidang ilmu teknologi juga jarus dipersiapkan.

 

"Selama ini kalah dengan buzzer-buzzer sebelah. Nanti kedepan jangan ada kalah," harap kiai yang baru terpilih Ketua PCNU Kabupaten Trenggalek 2021-2026 tersebut.

 

Terakhir dalam menyongsong satu abad NU, warga nahdliyin seharusnya tidak meninggalkan riyadlah. Riyadlah sudah dicontohkan ulama-ulama NU terdahulu. Generasi sekarang harus mencontoh sebagai kekuatan spriritual batiniah organisasi.

 

 

"Orang NU itu harus tetap riyadlah, puasa, melakukan banyak dzikir, doa, untuk gondeli (memegang) kekuatan riyadlah magic positif mbah Hasyim dan lain. Kalau tidak, secara batiniah akan menjadi organisasi kropos," pungkasnya.

 

Editor: Romza


Editor:

Matraman Terbaru