Santri Bahrul Ulum Jombang Habiskan Sisa Waktu Hanya dengan Belajar
Kamis, 17 Oktober 2024 | 08:00 WIB
Jombang, NU Online Jatim
Pondok Pesantren Bahrul Ulum Induk memiliki banyak program untuk para santrinya. Dari semua program tersebut dibagi menjadi dua, yaitu program yang diselenggarakan oleh pondok dan program yang diselenggarakan oleh yayasan atau Madrasah Diniyah Al-Qur’an (MDQ).
“Program yang diselenggarakan oleh pondok itu berasal dari pengasuh dan pengurus. Dan program yang diselenggarakan oleh MDQ itu berasal dari yayasan,” ucap Muhammad Ichlasul Amal, Ketua Pendidikan Pondok Induk, Senin (14/10/2024).
Program dari yayasan atau MDQ terbagi menjadi tiga waktu, yaitu setelah Ashar, setelah Maghrib, dan setelah Isya’. Dalam satu pekan, khusus hari Senin malam, Selasa sore, Kamis malam, dan Jumat sore santri diliburkan.
Para santri Bahrul Ulum yang mengikuti program MDQ dipastikan menghabiskan sisa waktunya dengan belajar, karena MDQ mempunyai mata pelajaran yang cukup banyak. Yakni tilawatul Qur’an, nahwu, sharaf, fiqih, tajwid, tafsir, kitabah arabiyah, imla’, hifdhu, ulumul Qur’an, tauhid, dan qira’atul kitab.
MDQ mempunyai jenjang kelas tersendiri. Untuk santri yang berada di bangku tsanawiyah yang sekaligus melanjutkan ke tingkat aliyah itu masuk di kelas 1A sampai 5A. Sementara para santri yang saat itu baru berada di bangku aliayh masuk kelas 3B sampai 5B.
“Untuk kelas 1A menghafal surat An-Nas sampai Ad-Dhuha, kelas 2A surat Al-Lail sampai surat An-Naba’, kelas 3A menghafal surat As-Sajdah dan Yasin, kelas 4A menghafal surat Al-Jumuah dan Al-Munafiqun, kelas 5A surat Al-Insan dan Al-Mulk,dan kelas 3B meghafalkan juz’amma , kelas 4B menghafalkan surat Al-Jumuah, Yasin, dan As-Sajdah, kelas 5B menghafalkan surat Al-Mulk, Ad-Dukhon,” ucap Kemal, demikian dia disapa.
Adapun program yang diselenggarakan oleh pondok itu dibagi menjadi enam, yakni pengajian, munadzarah, takrorudurus, majelis dzikir, jamaah, dan ekstrakulikuker.
Kemal menyebutkan bahwa pengajian ialah program wajib bagi seluruh pesantren agar santri mempuyai wawasan yang luas dan memperdalam ilmu agama. Seperti, pengajian kitab, dan tilawatul Qur’an.
“(sementara) Munadzarah ialah program di mana santri berkumpul untuk melakukan diskusi dan bertukar pikiran yang bertujuan untuk menyelesaikan persoalan yang ada di dalam isi kandungan kitab dan menyampaikan pendapat masing masing dan dibenarkan oleh pengoreksi. Misalnya, Tafsirul Afkar, Batsul Masail,” jelas Kemal.
Lebih jauh, kemal menjelaskan program Takrorudurus. Menurutnya program ini ialah program mengulang pelajaran baik pelajaran sekolah maupun pondok.
“Program majelis dzikir dibagi menjadi dua, yaitu pendidikan dan kebudayaan. Kegiatan pendidikan ini ialah untuk menguatkan mental santri agar tidak terkejut saat berkhidmah kepada masyarakat. Seperti, crop dakwah dan khutbah Jumat. Kegiatan kebudayaan ini ialah melestarikan adat yang ada pada pesantren. Seperti, maulid diba’, manaqib, istighotsah, Yasin, dan tahlil,” ujarnya.
Adapun program ekstrakurikuler ialah program yang diadakan pondok untuk mengembangkan bakat-bakat yang ada pada para santri. “Seperti ilmu falaq, ilmu faraid, banjari, qiraah, jurnalistik, qiraatul kitab,” pungkasnya.
Penulis: Bayu Dermawan Saputra, Muhammad Yordan Maulana, Mochammad Fadhillah Tsani
Terpopuler
1
Innalillahi, KH Taufik Ketua PCNU Pamekasan Wafat
2
Kronologi Kecelakaan yang Menimpa KH Taufik Hasyim Ketua PCNU Pamekasan
3
Safari Kepulauan, Ketua Ansor Jatim Sapa Kader di Sapeken dan Kangean
4
Jejak Keilmuan KH Mohammad Sholeh: dari Talun ke Makkah
5
Adab dan Doa yang Dianjurkan Dibaca Jamaah Haji saat Pulang ke Tanah Air
6
Peduli Lingkungan, IPNU-IPPNU Ponorogo Tanam Vetiver Demi Konservasi Tanah
Terkini
Lihat Semua