• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Matraman

Santri Penghafal Al-Qur’an di Ponorogo Diasah Cakap Berdiskusi

Santri Penghafal Al-Qur’an di Ponorogo Diasah Cakap Berdiskusi
Kontes diskusi di PPTQ Al-Hasan Ponorogo. (Foto: NOJ/Husnul Khotimah)
Kontes diskusi di PPTQ Al-Hasan Ponorogo. (Foto: NOJ/Husnul Khotimah)

Ponorogo, NU Online Jatim

Dalam rangka menyambut Isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW, Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Hasan Ponorogo menggelar beberapa kegiatan, salah satunya  Kontes Diskusi Santri dengan tema Aktualisasi Intelektualitas Santri, pada Kamis, 24 Februari 2022, di Masjid Al-Hasan, Patihan Wetan, Babadan, Ponorogo.


“Tujuan lain diadakannya kontes diskusi ini yaitu sebagai sarana uji coba keberanian santri yang berorientasikan terhadap intelektual dan mental para santri. Dengan adanya hal ini dapat dijadikan sebagai pandangan ke masa depan untuk membentuk kepengurusan pondok pesantren yang profesional dalam hal intelektual maupun mental,” kata Ahmad Nur Wahid, Ketua Pondok Putra Pondok Pesanren Tahfidzul Qur’an Al-Hasan, kepada NU Online Jatim, Sabtu (26/02/2022).


Santri Al-Hasan, sebutan Pesanren Tahfidzul Qur’an Al-Hasan, mayoritas sudah berpendidikan S1. Dengan demikian mereka dinilai sudah memiliki modal intelektual dan mental yang bagus. Nah, dengan kontes diskusi tersebut, modal mereka bertambah kuat dan makin percaya diri dalam menunjukkan kemampuan mereka.


“Sehingga dapat memberikan contoh positif terhadap santri lain bahwasanya setiap orang mempunyai kemampuannya masing-masing yang dapat bermanfaat buat orang lain,” ujar Ahmad.


Dia mengatakan, para santri terlihat antusias mengikuti kegiatan tersebut. “Sebelum ajang kontes diskusi ini dilaksanakan, banyak dari para santri yang selalu menanyakan seputar konsep maupun mekanisme berjalannya kontes diskusi,” tandasnya.


Ada beberapa topik yang dibahas dalam diskusi peserta kontes. Yaitu hukum menggunakan barang temuan di tempat umum (luqothoh), penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi di lingkungan pesantren, masalah ketiga yaitu tentang wanita karir.


Para peserta tidak boleh sembarang berdisksusi. Mereka diharuskan menyampaikan sejumlah kitab kuning, UU, dan pemikiran para tokoh nasional maupun dunia, sebagai referensi atau rujukan dalam berpendapat.


“Semoga ke depannya bisa membuat program kegiatan maupun program kebijakan yang bukan hanya mengutamakan pada sisi keagamaan yang ada di pesantren saja, akan tetapi juga bisa membuat program kegiatan yang berorientasikan kepada aktualisasi dan pengembangan intelektual santri,” kata Ahmad.


Matraman Terbaru