• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Matraman

Syiir Mbah Fahrudin di Ponorogo Bangkitkan Jiwa Juang Santri

Syiir Mbah Fahrudin di Ponorogo Bangkitkan Jiwa Juang Santri
Monumen peringatan G30S PKI. (Foto: NOJ/Ts)
Monumen peringatan G30S PKI. (Foto: NOJ/Ts)

Ponorogo, NU Online Jatim

Peringatan peristiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30SPKI) yang bertepatan hari ini, Rabu (30/9/2020) di Ponorogo melibatkan banyak kalangan. Dari mulai dinas dan instansi pemerintah kabupaten setempat, pesantren. Pada saat yang sama sejumlah masyarakat kompak mengibarkan bendera setengah tiang.

 

Selain itu di media sosial milik pondok pesantren salaf juga dihiasi dengan ucapan belasungkawa sekaligus doa dan harapan tidak terjadi lagi peristiwa kelam itu. Tak hanya itu, bukti peninggalan berupa ungkapan cinta tanah air dari pendahulu tentu menjadi buah baik, yang harus diistikamahkan dan disuburkan.

 

Berdasarkan pantauan NU Online Jatim, akun IG, Facebook dan Twitter milik pesantren salaf di wilayah Bumi Reog dihiasi dengan meme hari peringatan G30SPKI. Salah satunya pada akun Pondok Pesantren Thoriqul Huda, Cekok, Babadan.

 

Pesantren yang didirikan KH Fahrudin Dasuki, salah seorang pejuang jihad lawan PKI, tampak ada gambar 6 patung pahlawan yang ada di Monomen Kesaktian Pancasila Lubang Buaya, Jakarta Timur. Kemudian ditambahkan dengan kata "Jangan biarkan masa kelam terulang di masa depan."

 

Hal ini tentu bagi kita memiliki makna mendalam dari para santri KH Fahrudin Dasuki. Yakni untuk selalu menjaga dan mencegah terjadinya hal tersebut dengan meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan serta taat pada Pancasila, UUD 1945 dan peraturan pemerintah. Dan juga seperti dilakukan KH Fahrudin Dasuki dengan menitipkan syi'ir kebangsaan kepada santri dan masyarakat pada umumnya.

 

Dan berikut petikan syiir kebangsaan KH Fahrudin yang ditulis sendiri:

 

Shalatullah salamullah 'ala taha rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah

Poro sedulur kakung lan putri monggo sami sregep ngaji, ngaji iku sangune pati, sowan marang ngerso ilahi.

Shalatullah salamullah 'ala taha rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah

Sekarat pati banget larane sebab naliko uripe, akeh dosane lan maksiate lali Ibadah ing Pngerane (Gusti Allah).

Shalatullah salamullah 'ala taha rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah

Durung tobat wes sekarat kerawuhan malaikat, naliko ukh'e dipecat sangsoro ora biso sambat.

Sholatullah salamullah 'ala taha rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah

Sangu pati dudu bondo, rojo brono sawah ombo, Islam iman kang sampurno akhlakul karimah kang utomo.

Shalatullah salamullah 'ala taha rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah

Monggo taat perintah agama, manut undang-undang negoro, ngamalake Pancasila, Undang-Undang Dasar 45 (UUD1945).

Shalatullah salamullah 'ala taha Rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah

Ya Allah kang moho murah, nyuwun ilmu kang manfaat, iman Islam istikamah, nyuwun pungkasan husnul khatimah

Shalatullah salamullah 'ala taha rasulillah, shalatullah salamulah 'ala yasin habibilah.  Ila hana ya rabbana, ajib lana duaana fiddini wadunyana wa ukhrana tawaminna

 

Secara langsung Gus Kholid Ali Husni selaku Pengasuh Pondok Pesantren Thoriqul Huda memberikan dan menunjukkan langsung tulisan tangan KH Fahrudin Dasuki ini. Dirinya berharap syiir bisa bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan Nahdiyin pada khususnya.

 

"Sebenarnya ini belum dilagukan, jadi monggo saja apabila ingin dilagukan," pungkasnya usai membacakan syiir.

 

Editor: Syaifullah


Editor:

Matraman Terbaru