• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Matraman

Ta’lim dan Ta’allum, Keistimewaan Pendidikan Ala Pesantren

Ta’lim dan Ta’allum, Keistimewaan Pendidikan Ala Pesantren
Gus Hammam Fathullah HB (pegang mik), Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan jelaskan keistimewaan pendidikan ala pesantren. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)
Gus Hammam Fathullah HB (pegang mik), Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan jelaskan keistimewaan pendidikan ala pesantren. (Foto: NOJ/ Anwar Sanusi)

Pacitan, NU Online Jatim
Pengasuh Pondok Pesantren Al Fattah Kikil, Arjosari, Pacitan, Gus Hammam Fathullah HB mengatakan, pesantren merupakan tempat atau lembaga pendidikan yang memiliki keistimewaan dan menyimpan barokah. Hal tersebut tidak lain karena di pesantren tidak hanya sebatas ta’lim (belajar), tapi juga ta’allum (mengajarkan).


“Santri tidak hanya sekadar diberikan ilmu, tapi juga diberi sikap keteladanan para guru. Apalagi ketika kita bertemu dengan kiai-kiai, banyak sekali ilmu yang sifatnya isyarah. Ilmu yang tidak beliau sampaikan tapi itu bisa kita maknai dan maknanya luar biasa banyaknya,” ujarnya.


Penegasan itu disampaikan Gus Hammam saat acara Talkshow ‘Memperkokoh Barisan Pesantren di Era Digital’. Kegiatan digelar oleh SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiyy & Pondok Pesantren Al-Qur'an Az-Zayadiy, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo, Senin (12/12/2022) lalu.


Gus Hammam menyampaikan, santri zaman dahulu tidak hanya sekadar mengaji dan mendengarkan, tetapi juga mencatat segala perintah dan penjelasan dari guru. Oleh karenanya, ia mengajak para santri di zaman ini agar aktif mencatat perintah para guru.


“Ini baik. Dan ini memang harus dan wajib dilakukan oleh para santri. Mari kita santri-santri semuanya dicatat meski tanpa disuruh,” ungkapnya.


Ia menyampaikan, di era digital saat ini hendaknya santri mampu mentransformasikan nasihat atau petuah guru menjadi bentuk digital. Hal tersebut tidak lain untuk mengisi ruang-ruang di dunia maya dengan konten ala pesantren.


“Apalagi sebuah survey menunjukkan bahwa 78 persen yang mengakses internet adalah kalangan radikal,” tegas penata musik Mars Ayo Mondok itu.


Dirinya menyampaikan, gerakan digital yang dibangun kalangan pesantren hendaknya mendapat dukungan banyak pihak. Gerakan tersebut mulai dilakukan bersamaan dengan gerakan nasional ayo mondok pada waktu itu.


Sejak itulah kemudian dibuat sebuah wadah silaturahim pegiat media pondok pesantren yang bernama Arus Informasi Santri Nusantara atau Ais Nusantara. Wadah komunitas tersebut tetap eksis dan terus berjejaring hingga saat ini.


“Alhamdulillah, masih eksis sampai detik ini. Sejak Ais Nusantara ini berkembang, kemudian muncul wadah serupa seperti Media Pondok Jatim, Media Pondok Jateng dan lain sebagainya, yang menjadi fasilitator teman-teman santri pesantren untuk memberikan wawasan digital,” pungkasnya.


Matraman Terbaru