• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Matraman

Wakil Rais NU Nganjuk Minta Pengasuh Pesantren Keluar dari Zona Nyaman

Wakil Rais NU Nganjuk Minta Pengasuh Pesantren Keluar dari Zona Nyaman
KH Roni Sya’roni, Wakil Rais Syuriyah PCNU Nganjuk. (Foto: NOJ/Haafidh Nur Siddiq Yusuf)
KH Roni Sya’roni, Wakil Rais Syuriyah PCNU Nganjuk. (Foto: NOJ/Haafidh Nur Siddiq Yusuf)

Nganjuk, NU Online Jatim

KH Roni Sya’roni, Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Nganjuk, meminta agar pengasuh pondok pesantren mengevaluasi diri jangan sampai terjebak dalam zona nyaman.

 

Menurutnya, pesantren adalah lembaga pendidikan yang harus responsif dengan perkembangan zaman  hingga hari kiamat. ”Karena kalau tidak begitu kita akan ketinggalan kereta,” terangnya saat memberikan tausiyah dalam Silaturrahim Pengasuh Pondok Pesantren  Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Nganjuk, Ahad (20/02/2022).

 

Kiai Roni menuturkan, fenomena menjamurnya rumah tahfidz yang diminati sebagian masyarakat terutama kelas menengah merupakan bahan evaluasi para pemangku pondok pesantren NU. Oleh sebab itu dirinya berharap dengan hadirnya RMINU dapat menjawab tantangan tersebut.

 

“RMINU diharapkan dapat mewujudkan peran pesantren sebagai wadah tafaqquh fiddin dan rekayasa sosial dalam membangun masyarakat yang maju, mandiri dan berkahlak mulia berdasarkan ahlussunnah wal jamaah,” jelas Ketua Yayasan Miftahul Huda ini.

 

Berdasarkan data yang diperoleh Kiai Roni, pertumbuhan pendapatan masyarakat pada tahun 2021 menjapai Rp5 juta per bulan dan di tahun 2023 akan mencapai sekitar Rp10 juta per bulan. Selain itu, masyarakat Indonesia saat ini mengalami ledakan consuming class (hari ini belanja apa, bukan apa yang dimakan) yang mencapai 90 juta orang pada tahun 2024 dan 150 juta orang pada tahun 2030.

 

Tingginya tingkat pendidikan, pengetahuan, relasi sosial masyarakat akibat perubahan digital salah satunya berpengaruh langsung pada cara hidup dan bersikap, termasuk pada bidang pendidikan.

 

“Kalau dulu orang tua mondokkan itu untuk cari barokah, kalau sekarang itu orang tua menuntut anaknya mondok bisa apa dan butuh waktu berapa lama,” sambung mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia itu.

 

Di depan para pengasuh pondok pesantren, Kiai Roni mengajak agar mengembangkan pondok pesantren menjadi kebanggaan dan maju diantaranya dengan cara memetakan kebutuhan masyarakat.

 

Kedua, menentukan model pesantren yang dipilih (salaf atau modern), dan yang ketiga menentukan ciri khas keunggulan pesantren baik dalam segi pendidikan keagamaan bagi pesantren salaf, bahasa asing atau sains plus madin bagi pesantren pelangi dan pendidikan formal bagi boarding school.

 

“Kita juga harus memastikan dukungan organisasi pesantren yang kuat, dukungan infrastruktur dan system kebersihan lingkungan, membuat sistem implementasi keunggulan pesantren, menentukan standar kelulusan, dan dukungan pembiayaan baik dari internal dan eksternal yayasan,” pungkasnya.


Matraman Terbaru