Cegah Kekerasan Seksual, Kopri PMII Mojokerto Laksanakan Sosialisasi di Sekolah
Rabu, 12 Februari 2025 | 09:00 WIB
Yulia Novita Hanum
Kontributor
Mojokerto, NU Online Jatim
Korps Pergerakan Mahasiswa IsIam Indonesia Putri (Kopri) Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa IsIam Indonesia (PMII) Mojokerto menggelar sosialisasi pencegahan kekerasan seksual di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Brawijaya Mojokerto, Selasa (11/02/2025).
Hal ini dilakukan guna mengantisipasi dan menekan angka kekerasan seksual terutama pada anak di bawah umur di Kota Mojokerto.
Ketua Kopri PC PMII Mojokerto, Hajar Estina mengatakan, angka kekerasan seksual di Kota Mojokerto mulai menurun, maka dari itu ia akan bekerja sama dengan dinas-dinas terkait guna menekan agar tindak kekerasan seksual mengalami penyusutan dan tidak ada kasus-kasus lain serta korban bisa berani melapor.
“Berdasarkan data, kasus kekerasan dan pelecehan seksual sudah mengalami penurunan, tetapi angka yang turun tersebut bukan berarti tidak ada pelecehan maupun kekerasan, maka tindakan yang kita lakukan yaitu terus mengawal agar angka tersebut terus turun. Nah langkah yang kita ambil adalah bekerja dengan dinas terkait dan juga sekolah untuk melakukan sosialisasi pencegahan kekerasan seksual,” ujarnya.
Selain itu, kegiatan tersebut merupakan salah satu program kerja yang di gagas oleh Kopri PC PMII Mojokerto. "Kita ada program kerja yakni pengawalan isu gender, nah salah satunya melakukan sosialisasi ini," terangnya.
Menurut Esti sapaan akrabnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik) dan Dinas Sosial (Dinsos) untuk melakukan kegiatan tersebut dan untuk bulan Februari itu akan ada sosialisasi lagi.
"Jadi kita setelah berkoordinasi dengan Disdik dan Dinsos, ini adalah kegiatan pertama, selanjutnya di bulan Februari ini akan ada dua kegiatan, jadi kita di bulan ini melakukan tiga kegiatan,” ungkapnya.
Mengenai sasaran sosialisasi, Esti menjelaskan, targetnya untuk saat ini di Kota Mojokerto yaitu anak-anak SMP, sebab mereka baru memasuki masa-masa pubertas dan harus di kenalkan seperti apa jenis kekerasan seksual.
"Kita mengambil sample di SMP, karena SMP ini masa-masa siswa pubertas, makanya mereka harus di kenalkan bagaimana bentuk-bentuk dan jenis kekerasan maupun pelecehan," jelasnya.
Terpisah, Kepala sekolah SMP IsIam Brawijaya, Khoirul Huda memberikan tanggapan mengenai kegiatan tersebut sangat luar biasa, sebab memberikan penguatan dan pemahaman terhadap anak dalam mengatasi atau melaporkan jika ada kekerasan di lingkungan sekolah.
"Pihak sekolah sudah membetuk tim untuk pencegahan dan penanganan kekerasan agar anak-anak tidak lagi malu atau takut ketika terjadi sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman, sehingga nanti bisa memverifikasi dan menindaklanjuti," paparnya.
Khoirul menegaskan, di SMP Islam Brawijaya sudah ada Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) yang di bentuk tahun 2023, dan sudah beroperasi sebagaimana mestinya.
"Kami menyediakan layanan laporan di ruang BK kalau ada yang mau melapor SOP dan jika ada yang tidak berani bisa lapor lewat link yang sudah disediakan," tegasnya.
Khoirul berharap kegiatan tersebut bisa terus berkelanjutan secara rutin dengan skala lebih besar lagi. "Harapannya ini bisa dilaksanakan secara rutin dan itu sasaran bisa lebih di perluas," pungkasnya.
Penulis: Faizal mubarok
Terpopuler
1
PCNU Nganjuk Apresiasi 7 Kader Lolos Beasiswa Keagamaan PWNU Jatim
2
Tidak Menghadiri Undangan Pernikahan Sebab Tak Punya Uang, Bolehkah?
3
Resmi Dilantik, Fatayat NU Magetan Miliki Program Unggulan Mahabah
4
Paradoks Palestina: Dukungan Muslim yang Pincang
5
Peduli Lingkungan, MWCNU dan Banser di Bangkalan Bersih-bersih Pelabuhan
6
Kedung Cinet, Merasakan Eksotisme Miniatur Grand Canyon di Jombang
Terkini
Lihat Semua