• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 18 Mei 2024

Metropolis

Dosen UINSA Jelaskan Pentingnya Etika saat Bermedsos

Dosen UINSA Jelaskan Pentingnya Etika saat Bermedsos
Ilustrasi etika di media sosial. (Foto: NU Online)
Ilustrasi etika di media sosial. (Foto: NU Online)

Surabaya, NU Online Jatim

Perkembangan teknologi membuat banyak orang melakukan komunikasi dengan beragam Media Sosial atau medsos. Dalam melakukan interaksi di ruang digital itu, tak jarang sebagian orang mengabaikan aspek etika dan sopan santun.

 

Merespons fenomena ini, dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, Ariza Qurrata A’yun menegaskan, bahwa mempunyai etika baik dalam bermedia sosial sangat penting.

 

“Saya kira lebih bijak menggunakan bahasa dalam berbagai aspek kehidupan itu cukup penting,” ujarnya kepada NU Online Jatim, Ahad (05/05/2024).

 

Ia mengatakan, etika mengandung prinsip-prinsip moral yang mempunyai nilai bukan hanya dilakukan saat bersinggungan dengan masyarakat saja, namun dalam bermedsos juga perlu memperhatikan etika dalam konteks bahasa yang baik.

 

“Media sosial merupakan anonim yang belum jelas siapa identitas lawan bicara kita. Seseorang haruslah mempunyai etika yang baik dengan menggunakan bahasa yang tepat atas tanggapan orang lain, dan meresponsnya pun dengan jawaban yang tepat sasaran. Ini penting, lebih-lebih untuk menjaga perasaan orang lain,” ucapnya.

 

Dirinya menyampaikan, meskipun terkadang ada saja orang yang tidak memiliki etika dalam bermedsos karena banyaknya orang yang mempunyai akun ganda, sebagai orang yang tahu, tentu sesekali harus ditegur. Hal ini supaya mereka lebih bijak dalam memilih bahasa yang baik.

 

“Sebagai masyarakat yang cerdas, seharusnya sudah tahu etika yang baik itu yang bagaimana. Dan ketika menjumpai netizen yang etikanya kurang baik, tentu hendaknya untuk mengingatkan sebagai orang yang tahu,” tegasnya.

 

"Etika komunikasi seseorang dalam bermedia sosial akan menunjukkan cerminan dari kualitas diri seseorang," imbuh Ariza. 

 

Sementara dosen Fakultas Syariah dan Hukum UINSA, Holilur Rohman menekankan agar lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang ada di media sosial. Sebab, terkadang di media sosial juga ada beragam informasi hoaks atau minimal tidak diketahui kebenarannya.

 

“Tentunya harus lebih hati-hati, jangan sampai informasi yang belum jelas kebenarannya itu diterima, klarifikasi dulu. Istilahnya saring sebelum sharing,” ujarnya.

 

Lebih lanjut, ia menyampaikan jika informasi di media sosial itu diakui kebenarannya dan ia memang punya kapabilitas dalam hal itu, maka sebaiknya dishare sebagai bentuk dakwah di medsos.

 

“Kalau memang informasi yang ada di media sosial itu bermanfaat, baik dari diri sendiri maupun orang lain, membagikannya kepada orang merupakan hal baik,” tandasnya.

 

Penulis: Moch Rizqi Bagus Kurniawan


Metropolis Terbaru