• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Empat Langkah Mengatasi Peretasan Akun Medsos

Empat Langkah Mengatasi Peretasan Akun Medsos
Istimewa
Istimewa

Surabaya, NU Online Jatim

Tidak semua orang bisa mengatasi peretasan akun miliknya. Padahal, peretasan seringkali merugikan pemilik akun karena digunakan untuk kepentingan peretas meraih keuntungan hingga finansial.

 

Terjadinya peretasan kerapkali disebabkan banyaknya informasi data milik negara atau perorangan yang bersifat detail dan kuat, seperti data kependudukan. Hal ini disampaikan Thoyyib Rizqi, Divisi Infokom Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta’lif wan Nasr (LTN-NU) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dilansir NU Online, Jumat (11/06/2021).

 

Adapun untuk meminimalisasi dampaknya, pemilik akun perlu memahami langkah-langkah mengatasi peretasan tersebut.

 

Pertama, hindari terlalu mengekspos diri dalam dunia maya misalnya sering mengunggah foto pribadi, karena jika terlalu eksis itu sangat berbahaya. Bahkan, sekarang ada algoritma yang membaca kepribadian berdasarkan dari sosial media.

 

Thoyyib menerangkan, ketika mengunggah foto pribadi dalam dunia maya hindari foto close up atau foto yang diambil dari jarak dekat. Pasalnya wajah bisa di-scan secara biometik. Biometik adalah teknologi yang digunakan untuk menganalisis fisik dan kelakuan manusia dalam autentifikasi.

 

"Namun demikian jangan terlalu takut karena peretasan di media sosial sehingga kita menutup semua akun media sosial, justru kita akan kurang pergaulan," ujarnya.

 

Kedua, pembuatan sandi atau password yang kompleks. Kata sandi yang digunakan untuk mengakses akun pada aplikasi atau situs web harus memuat kombinasi tanda pagar, tanda seru dan huruf besar serta lebih baik menggunakan kata yang mudah diingat dan mengandung karakter.

 

"Ketika punya banyak akun, usahakan password-nya berbeda ini bertujuan mengurangi risiko jika sewaktu-waktu seseorang berhasil meretas salah satu kata sandi dan pemilihan keyword password juga harus hati-hati," pesan Thoyib.

 

"Usahakan jangan memakai nama seseorang biasanya yang paling sensitif jika menambahkan nama kekasih, guru pertama dan orang tua, itu harus dihindari," tambahnya.

 

Ketiga, hindari login akun di perangkat yang bukan milik kita. Ketika login akun untuk email, m-banking atau internet banking jangan di komputer atau smartphone yang bukan milik sendiri. Misalnya membuka akun facebook melalui komputer atau hanphone orang lain, ini berbahaya.

 

Keempat, saat ini sosial media sudah banyak menggunakan platform email autentifikasi dua faktor. "Artinya, ketika login akun harus verifikasi posisi kita (pengguna akun) di mana? Kemudian menambahkan beberapa pertanyaan, hal itu penting untuk menghindari peretasan," ujarnya.

 

Terlanjur Diretas

Jika akun seseorang terlanjur diretas, Thoyib menjelaskan, hal yang paling utama diselamatkan adalah akun seseorang jangan sampai berpindah tangan. Setelah akun kembali kemudian cek dan ganti semua email, sandi dan data lain agar tidak ada celah untuk si peretas kembali ke akun sebelumnya.

 

Dikatakan, masyarakat punya pengalaman pahit perihal peretasan. Oleh karena itu perlu perbanyak edukasi informasi cara bermedsos yang bijak, penggunaan alat-alat smartphone, desktop, dan komputer yang benar.

 

 

"Sekarang semuanya zaman digital bahkan orang sukses bisa dilihat dari rekam data digital sehingga wajib bagi masyarakat telepas dari gaptek atau tidak, harus melek media agar tidak menjadi korban peretasan," beber Thoyib.


Editor:

Metropolis Terbaru