• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 19 Maret 2024

Metropolis

Gus Ali Ungkap Cara Sikapi Stigma Buruk pada Pesantren

Gus Ali Ungkap Cara Sikapi Stigma Buruk pada Pesantren
KH Agus Ali Masyhuri, Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo. (Foto: NOJ)
KH Agus Ali Masyhuri, Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo. (Foto: NOJ)

Surabaya, NU Online Jatim
Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo KH Agus Ali Masyhuri mengatakan, saat ini stigma masyarakat tentang pondok pesantren kurang baik. Stigma masyarakat tersebut banyak yang menganggap bahwa pondok pesantren tidak aman dan tidak nyaman, karena adanya berbagai kasus dugaan aksi kekerasan yang di media sosial maupun media cetak.


“Pondok pesantren saat ini ada stigma kurang baik, tidak aman, tidak nyaman, adanya kekerasan dan pelecehan seksual,” katanya saat sambutan dalam rapat koordinasi dan peluncuran Posko Pesantren Ramah Anak. Kegiatan itu dipusatkan di Aula KH Wahab Hasbullah lantai 2 Kantor PWNU Jatim, Selasa (27/09/2022).


Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim ini pun menjelaskan terkait fenomena pemberian stigma buruk terhadap pondok pesantren ini. Menurutnya, fenomena itu karena ada kekuatan besar yang sengaja memberikan stigma buruk pada pondok pesantren.

 

Menurut Gus Ali, sapaan akrabnya, target dari hal itu agar pesantren mengalami degradasi sehingga menghilangkan kepercayaan masyarakat mengenai pondok pesantren yang tidak layak untuk pendidikan anak-anak.


“Kalau saya berbicara sedikit open, ini ada kekuatan besar yang sengaja memberi stigma pondok pesantren adalah pendidikan yang tidak layak untuk anak,” jelas Gus Ali.


Untuk menyikapi fenomena stigma buruk terhadap pesantren ini, ia menekankan agar Nahdliyin tidak meresponsnya dengan sikap emosi. Akan tetapi dituntut harus cerdas dalam menjawab adanya stigma di masyarakat ini.


“Fenomena ini tidak perlu kita jawab dengan emosi, namun kita harus cerdas menjawabnya,” tambahnya.


Gus Ali pun mengingatkan, agar dalam menanggapi stigma masyarakat ini harus mempunyai kiat yang sistematis, masif dan berkomando. Salah satunya dengan yang telah diwujudkan dalam program Pesantren Ramah Anak ini.


”Kita harus punya kiat-kiat yang sistematis, masif dan berkomando agar pesantren ramah anak ini punya program yang nyata dan tidak sulit, serta dapat dirasakan manfaatnya oleh wali santri,” pungkasnya.


Penulis: Wildanil Mubarok


Metropolis Terbaru