• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Nusiana

Sowan Gus Ali Ora Usah Ngamplopi

Sowan Gus Ali Ora Usah Ngamplopi
Kalau sowan ke Gus Ali, tak perlu menyiapkan amplop. (Foto: NOJ/Syaifullah)
Kalau sowan ke Gus Ali, tak perlu menyiapkan amplop. (Foto: NOJ/Syaifullah)

Siapa yang tidak kenal KH Agoes Ali Masyhuri Tulangan Sidoarjo? Gus Ali memiliki ciri khas gaya bicaranya yang garang, khususnya kepada setiap tamu yang datang. Bahkan kepada beberapa tamu, Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur ini menolak jabat tangan. 


Bagi orang yang baru kenal, mungkin merasa tidak nyaman. Namun siapa pun yang lama kenal dengan Pengasuh Pondok Bumi Shalawat tersebut akan memaklumi. Gayanya memang nyentrik seperti itu. 


Pengalaman ini juga yang disampaikan Ustadz Nur Rohmad saat sowan ke Gus Ali beberapa waktu lalu. Penulis produktif rubrik khutbah Jumat di NU Online ini mengawali silaturahim dengan memperkenalkan dirinya sebagai menantu Abdul Mutholib, Desa Modongan, Mojokerto. Dan susana pun mulai mencair. 


“Obrolan semakin gayeng saat saya perkenalkan rombongan yang sowan bersama saya adalah putra-putri dan cucu Abdul Mutholib, yakni Ning Asrifah, adik Alwan El Bazi dan Irsyandhipa,” katanya di akun Facebooknya, Kamis (23/06/2022). 


Hal tersebut dilakukan karena istri Gus Ali berasal dari Desa Modongan, Mojokerto. Dulu di awal-awal menikah, Gus Ali sering cangkruan dan ngopi bareng ayah mertuanya.


Setelah menyampaikan beberapa hajat dan materi pembicaraan panjang lebar, tiba saatnya untuk pulang. Sebelum pamit, Ustadz Nur Rohmad menghadiahkan 3 buah buku. Gus Ali pun balas menghadiahkan salah satu buku karyanya. 


"Buku ini membantah keyakinan bahwa Allah berada di atas 'arsy atau di langit. Buku ini menjelaskan bahwa Allah tidak butuh kepada tempat. Diterbitkan oleh Syahamah, sebuah yayasan yang didirikan untuk membentengi umat dari paham-paham di luar Aswaja,” terang Ustadz Nur Rohmad. 


Dan sebagai bentuk takdzim kepada Gus Ali, Ustadz Nur Rohmad mengambil uang dari dalam saku bajunya. Ya, sekadar uang yang dimasukkan amplop dan memang disiapkan untuk dihadiahkan kepada Gus Ali.


Begitu melihat di tangannya ada amplop saat pamit pulang, Gus Ali langsung mengatakan dengan suara lantang.


“Gak usah nyangoni, berikan ke istrimu saja,” katanya menirukan kalimat Gus Ali.


Bahkan KH Ma’ruf Khozin mengomentari status ini dengan menceritakan kisah utusan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Tambaksari, Surabaya yang hendak mengundang Gus Ali pada acara pelantikan. Panitia dengan percaya diri menyanggupi untuk menjemput sang kiai.


Kala itu Gus Ali bertanya: “Dijemput pakai mobil apa?" 


Panitia menjawab kalau nantinya Gus Ali akan dijemput panitia dengan mobil Toyota Kijang.


Mendengar jenis kendaraan yang disediakan panitia, Gus Ali langsung menjawab: "Mohhh, gak usah. Larang gegerku timbang mobilmu," katanya disambut tawa para tamu.


Nusiana Terbaru