Surabaya, NU Online Jatim
Berbagi kesejahteraan kepada sesama merupakan konsistensi keimanan seseorang dalam dimensi kemanusiaan. Maknanya tidak cukup saleh ritual, namun hendaknya mampu membawa saleh ritual menuju saleh sosial dalam praktek kehidupan nyata.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Jawa Timur KH Agoes Ali Masyhuri dalam acara ‘Istighotsah, Doa Bersama untuk Semeru dan Kilas Balik Pandemi di Indonesia’ yang digelar oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur secara virtual, Jumat (10/12/2021)
Gus Ali menjelaskan, peristiwa Semeru adalah cara Allah menyapa hamba-Nya. Allah ingin mengetahui relung hati hamba-Nya, ia lari kepada Allah atau yang lain. Termasuk dalam konteks saleh sosial yaitu peduli dengan para korban yang tertimpa musibah erupsi Semeru.
“Menukil sebuah hadis shahih yang diriwayatkan Imam Muslim,Rasulullah SAW bersabda harta tidak akan berkurang karena sedekah. Tidaklah Allah itu menambahkan seseorang akan sifat pengampunannya, melainkan ia akan bertambah pula kemuliaannya. Juga tidaklah seseorang itu merendahkan diri kerana mengharapkan keredhaan Allah, melainkan ia akan diangkat pula darjatnya oleh Allah ‘Azzawajalla,” terangnya.
Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu menyampaikan, erupsi Gunung Semeru memang sebuah musibah, tapi di sisi lain mempunyai nilai positif. Hal itu dibuktikan dengan tingginya kepekaan sosial dan partisipasi masyarakat khususnya di Jawa Timur yang menggalang donasi untuk membantu korban bencana.
“Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an Bersama kesulitan pasti ada kemudahan, bersama kesempitan pasti ada kelapanganan bahkan bersama musibah disana ada berkah,” ujarnya.
Gus Ali berharap melalui musibah erupsi Gunung Semeru menjadikan umat semakin mawas diri dan masyarakat sekitardapat menjalani aktivitas seperti sedia kala.
“Semeru Aman, semeru terkendali semoga masyarakat sekitarnya menikmati hidup normal kembali,” pungkas pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Sidoarjo tersebut.
