• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 27 April 2024

Metropolis

Gus Awis Ceritakan Asal Penamaan Kitab Tafsir Hidayatul Qur’an

Gus Awis Ceritakan Asal Penamaan Kitab Tafsir Hidayatul Qur’an
Gus Awis. (Foto: NOJ/boy)
Gus Awis. (Foto: NOJ/boy)

Surabaya, NU Online Jatim

KH Muhammad Afifuddin Dimyathi, Katib Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menuturkan karya kitab yang ia tulis berjudul Tafsir Hidayatul Qur’an fi Tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an adalah barakah dari gurunya. Hal ini ia sampaikan pada acara Momumental Writing Award dan Bedah Kitab Tafsir Hidayatul Qur’an fi Tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an yang berlangsung di Amphiteather Lantai 3 Gedung KH Teuku Islamil Yaqub UINSA Surabaya, Kamis (21/03/2024).

 

“Saya merasa karya yang ini sekedar karya yang melintasi waktu saja. Karya yang sudah menjadi kehendak Allah untuk dihadirkan di muka bumi ini,” katanya.

 

Gus Awis sapaan akrabnya mengungkapkan bahwa dirinya tidak bisa berhenti untuk menulis. Sehingga Kitab Tafsir Hidayatul Qur’an fi Tafsir al-Qur’an bi al-Qur’an adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dihasilkan. Ia merasa hasil tulisan hanya sebagai amanah, artinya jika dirinya tidak menulis kitab ini maka Allah akan memilih orang lain untuk menulisnya.

 

“Sehingga saya merasa ini bukan hasil usaha pribadi saya. Tapi merasa karya ini adalah harapan dari semua orang,” ujarnya.

 

Dijelaskan nama tafsir Hidayatul Qur’an diambil dari nama pesantren yang diasuh oleh Gus Awis. Dimana nama tersebut adalah barakah dari gurunya, KH Mufid Mas’ud Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta.

 

“Saya ke rumah beliau memohon untuk diberikan nama asrama yang saya dirikan. Lalu beliau mengusulkan di antaranya ada nama Hidayatul Qur’an. Dengan mantap saya ambil nama ini,” ucapnya.

 

Alumni Universitas Al Azhar Mesir ini menganggap lahirnya tafsir Qur’an yang ia tulis adalah barakah dari gurunya.

 

“Saya sudah izin kepada putra KH Mufid Mas'ud yaitu KH Mu’tasim. Beliau sangat senang atas pemberian nama Kiai Mufid saya ambil untuk nama kitab tafsir saya,” tandasnya.


Metropolis Terbaru