Risma Savhira
Kontributor
Surabaya, NU Online Jatim
Pendiri Pondok Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang, Gus Dhofir Zuhry menegaskan bahwa hijrah bukan hanya sekadar mengubah penampilan, tetapi dibarengi dengan perubahan pola pikir dan sikap.
āHijrah itu bukan hanya sekadar retorika saja, namun juga harus bermodal ilmu dan pemahaman,ā ujar Gus Dhofir dalam tayangan di kanal youtube NU Online, ditonton padaĀ Kamis (13/07/2023).
Kiai muda pendiri Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Al-Farabi, Kepanjen, Malang, ini pun mengurai dua jenis hijrah yang terdapat dalam kehidupan manusia, yaitu hijrah maknawi dan hijrah makani. Hijrah maknawi adalah berpindah dari sebuah nilai yang kurang baik menuju nilai yang lebih baik.
āSedangkan, hijrah makani yaitu hijrah secara fisik dengan artian berpindah dari tempat yang kurang baik menuju tempat yang lebih baik lagi,ā terangnya.
Lulusan University Queensland, Australia itu juga menyampaikan, hijrah bukan hanya alat untuk menyalahkan orang lain yang belum melakukan perubahan dalam hidupnya. Akan tetapi merupakan sebuah proses yang memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang mendalam.
Menurut Gus Dhofir, hijrah itu memiliki visi dan misi. Visi hijrah yaitu harus merasa fakir ilmu, meninggalkan pola pikir lama, dan berharap mendapatkan ridha dari Allah SWT. āSedangkan misi hijrah itu membela Allah SWT dan nabi, serta beragama dan bernegara,ā tekannya.
Sebab itu, dirinya mewanti-wanti agar hijrah tidak disalahgunakan sebagai alat untuk mencari keuntungan materi. Ia pun menyinggung praktik komersialisasi hijrah yang saat ini marak terjadi, seperti penjualan pernak-pernik penumbuh jenggot atau penghitam jidat dan sebagainya.
āHijrah ya tidak seperti itu, hijrah seharusnya menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Al-Qurāan dan memperdalam pemahaman,ā ujar alumni Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo ini.
Gus Dhofir pun berharap agar pemaknaan tentang hijrah dimaknai sebagai perubahan dari pola pikir lama menuju pola pikir baru. Tentu, agar dapat menjalani kehidupan yang lebih baik di masa depan.
āHijrah harus dimaknai peralihan pola pikir lama ke yang baru, bukan untuk hal yang atributif,ā tandasnya.
Penulis: Larasati
Terpopuler
1
Hadits Keistimewaan Puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah
2
Konfercab XX, Siti Julaikha Terpilih Ketua IPPNU Kabupaten PasuruanĀ 2025-2027
3
Tingkatkan Kualitas Guru, Pergunu Sidoarjo Gelar Pelatihan Super Teacher 5.0
4
Lazawa Darul Hikam Kembangkan Inovasi Wakaf ke Pembina Masjid Salman ITB
5
Hari Lahir Pancasila, Ansor Tulungagung Adakan Dialog Interaktif Lintas Iman
6
Unisma Buka Beasiswa Mahasiswa Baru Prodi PIAUD
Terkini
Lihat Semua