• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

Gus Reza Sebut Pesantren adalah Muara Intelektual

Gus Reza Sebut Pesantren adalah Muara Intelektual
KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza. (Foto: NOJ)
KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza. (Foto: NOJ)

Sidoarjo, NU Online Jatim

KH Reza Ahmad Zahid atau Gus Reza menyampaikan, bahwa pondok pesantren merupakan muara intelektual. Semua komponen yang ada di pondok pesantren adalah orang-orang intelek. Hal itu disampaikan saat ‘Sarasehan Pesantren Nasional’ yang digelar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya di Hotel Mercure Grand Mirama, Surabaya, Rabu (09/03/2022).


“Jangan dilihat dari casingnya saja. Tetapi isinya yang harus kita resapi,” katanya di hadapan para mahasiswa magister dan doktoral UINSA Surabaya.


Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim itu menyebutkan, bahwa para kiai, ustadz dan santri di pondok pesantren sudah memenuhi syarat dan rukun seorang intelektual. Sebab menurutnya, seorang intelektual adalah yang selalu berpikir kritis, melakukan penelitian, peka dengan problematika sosial masyarakat dan turut mencari solusi.


“Jadi, syarat-syarat ini sudah ada dalam diri seorang santri. Santri memiliki pemikiran kritis, karena sudah terbiasa dihadapkan dengan berbagai kitab yang harus dihafal. Karena terbiasa dengan hafalan akhirnya menjadi santri yang cerdas dan kreatif,” ungkapnya.


Menurutnya, pondok pesantren saat ini sudah waktunya untuk Go Internasional. Hendaknya khazanah yang ada di pesantren mulai diperkenalkan di ranah Internasional. Dan yang terpenting, hal yang harus dibawa dari pesantren ke kancah Internasional ialah akhlak atau budi pekerti.


“Santri harus selalu dapat memberikan kedamaian di lingkungan masing-masing. Ini yang mungkin bisa diperkenalkan ke kancah Internasional,” terang Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim tersebut.


Gus Reza juga berpesan agar santri tidak membedakan antara kiai, ustadz, guru ataupun dosen. Menurutnya, dikotomi terkait hal itu terkadang menjurus pada perbedaan perlakuan terhadap mereka.


“Jika dibeda-bedakan, kadangkala menjurus pada perbedaan perlakuan terhadap guru yang mengajar ilmu umum dan guru yang mengajar ilmu agama,” tandasnya.
 


Hadir dalam kegiatan ini Rektor UINSA Surabaya Masdar Hilmy dan KH Ahmad Badawi Basyir Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Kudus. Hadir pula melalui Zoom Meeting KH Afifuddin Muhajir, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Asembagus, Sukorejo, Situbondo.


Metropolis Terbaru