• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Rabu, 24 April 2024

Metropolis

Gus Salam: Sastra Pesantren Benteng dari Invasi Budaya Luar

Gus Salam: Sastra Pesantren Benteng dari Invasi Budaya Luar
Seminar Sastra Pesantren oleh PW Lesbumi NU Jatim. (Foto: NOJ/ WIldanil Mubarok)
Seminar Sastra Pesantren oleh PW Lesbumi NU Jatim. (Foto: NOJ/ WIldanil Mubarok)

Surabaya, NU Online Jatim
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Abdussalam Shohib mengatakan, sastra pesantren merupakan benteng yang sangat kuat bagi pesantren dalam menghadapi invasi budaya dari luar yang masuk ke pesantren.


“Bahkan, dalam konteks kekinian sastra pesantren mampu menghantarkan pesantren dalam pengenalan nilai-nilai dan kekayaan di pesantren kepada masyarakat umum,” ujarnya di acara Seminar Sastra Pesantren PW Lesbumi NU Jatim, Senin (17/10/2022).


Dirinya menyebutkan, sastra pesantren merupakan peradaban yang telah dibangun oleh pesantren itu sendiri dan tidak dapat dipisahkan. “Kami memandang bahwa sastra pesantren itu adalah peradaban pesantren,” katanya.


Ia pun menceritakan bagaimana di pesantren itu sendiri sejak dahulu sudah memperkenalkan ilmu-ilmu sastra yang dinarasikan berupa syair atau nadham-nadham. Hal itu ditunjukkan dalam kitab-kitab fikih, tauhid, tajwid, nahwu dan kitab yang membahas mengenai sastra dan gramatika bahasa Arab.


Gus Salam menambahkan, rumusan ulang sastra pesantren perlu dilakukan dalam konteks kekinian. Sebab, sastra pesantren yang dapat mengikuti perkembangan zaman saat ini akan mampu mengenalkan pesantren kepada khalayak umum.


“Merumuskan ulang sastra pesantren dalam konteks kekinian ini penting menurut saya, karena sastra pesantrenlah yang mampu mengenalkan pesantren pada khalayak umum,” ungkapnya.


Pihaknya berpesan agar potensi sastra pesantren dapat dikonsep sedemikian rupa agar mampu menjadi alat bagi pesantren untuk menembus batas dalam mengenalkan nilai-nilainya di kalangan masyarakat.


“Hal itu agar sastra pesantren dapat menjadi alat untuk memperkenalkan nilai-nilai pesantren kepada masyarakat umum,” pungkasnya.


Penulis: Wildanil Mubarok


Metropolis Terbaru