• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 23 April 2024

Metropolis

Halaqah Bu Nyai Inspiratif, Bedah Sejarah di Balik Kesuksesan Pesantren

Halaqah Bu Nyai Inspiratif, Bedah Sejarah di Balik Kesuksesan Pesantren
Flyer Halaqah Bu Nyai Inspiratif. (Foto: NOJ/MC)
Flyer Halaqah Bu Nyai Inspiratif. (Foto: NOJ/MC)

Surabaya, NU Online Jatim
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akan menggelar Halaqoh Nasional Bu Nyai Inspiratif. Perhelatan dalam rangkaian Peringatan 100 Tahun NU ini digelar di Pondok Pesantren Al-Falah, Ploso, Kediri pada Kamis (17/11/2022). Kegiatan ini diisi dengan Bedah Sejarah Ummahatil Ma'had (Ibu Nyai Pesantren) yang mengangkat figur Bu Nyai Hj Rodliyah Djazuli.

 

Dalam halaqoh yang juga launching buku "Sejarah Ummahatil Ma'had Bu Nyai Hj Rodliyah Djazuli", menghadirkan pembicara Nyai Hj Lailatul Badriyah putri keenam pasangan KH Ahmad Djazuli Utsman dan Nyai Hj Rodliyah Djazuli, Ida Fauziyah Menteri Ketenagakerjaan RI, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur, serta KH Anwar Iskandar Wakil Rais Aam PBNU.

 

Penyelenggaraan acara ini didukung PW Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), PW Fatayat NU Jawa Timur, Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU Jawa Timur, serta sejumlah cabang Muslimat NU di kawasan Mataraman dan sekitarnya.

 

Bu Nyai Hj Rodliyah Djazuli, adalah pendamping setia KH Ahmad Djazuli Utsman, pendiri Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri. Selama hidupnya, dikenal sangat perhatian terhadap para santri dan pondok pesantren. Bukan hanya untuk urusan kebutuhan ekonomi pesantren dan para santri, Nyai Rodliyah harus rela berjualan di pasar di tengah kesibukan di pondoknya. 

 

Bahkan, untuk urusan kesehatan para guru (ustadz) yang mengajar di pesantren menjadi perhatian serius. Nyai Rodliyah dengan kerelaan meracik obat dan membuat jamu dengan tangannya sendiri bagi mereka yang sakit. Hal itu semata-mata dilakukan Ummahatil Ma'ahid (Ibu Nyai Pesantren) agar proses belajar dan mengajar para santri tidak terganggu.

 

Bu Nyai Rodliyah Djazuli, selama bertahun-tahun mengabdikan diri untuk kepentingan para santri dan pondok pesantren, hingga akhir hayatnya pada 11 September 1996 atau bertepatan 28 Rabius Tsani 1417 H.

 

Selama ini, di tengah masyarakat, khususnya lingkungan NU, keberadaan ibu nyai tidak dikenal secara luas. Yang dikenal hanyalah para pengurus Muslimat NU, intelektual perempuan NU dan aktivis NU lainnya.

 

"Padahal, peran Bu Nyai di pondok pesantren tidaklah kecil. Saya ambil contoh, Bu Nyai Rodliyah Djazuli dan Bu Nyai Nur Khodijah binti Hasbullah, adik Kiai Wahab Hasbullah, sangat gigih mendorong para santri untuk tekun istiqamah belajar di pesantren. Beliau-beliau banyak berperan di balik kesuksesan kiai-kiai pengasuhnya," tutur KH Abdus Salam Shohib, Ketua Panitia Peringatan 100 Tahun Nahdlatul Ulama yang diadakan PWNU Jawa Timur, dalam keterangan Senin, 14 November 2022.

 

Menurut Wakil Ketua PWNU Jawa Timur ini, pihaknya ingin menunjukkan kepada generasi NU dan aktivis NU pada era sekarang untuk mengambil inspirasi dari keteladanan para bu nyai di pondok pesantren.

 

"Keteladanan Bu Nyai dari pondok pesantren sangat kontekstual di era kini, agar kita para santri dan kaum santri tidak kehilangan pijakan dan tetap berkarakter khusus sebagaimana diajarkan pada masyayikh (sesepuh) dan muassis (pendiri) NU," tutur Kiai Salam, yang cucu salah seorang pendiri NU KH Bisri Syansuri Denanyar.

 

Selain itu, bu nyai memiliki peran untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di pesantren dengan memenuhi semua kebutuhannya.

 

"Di balik kesuksesan seorang kiai ada bu nyai yang berkepribadian kuat. Bu Nyai yang menopang kebutuhan agar proses pengajaran di pondok pesantren lancar dan barokah. Itulah Bu Nyai Inspiratif," tutur Kiai Salam, yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang.

 

Keteladanan Masayikh dan Bu Nyai

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, KH Abdurrochman Al-Kautsar menambahkan, ada keteladanan penting dari masayikh Pesantren Ploso adalah Istiqamah fi ibadah wa ubudiyah, istiqamah fi ta'lim wa ta'allum yaitu istiqamah dalam ibadah dan amal kebaikan, serta istiqamah belajar dan mengajar.

 

"Kiai Djazuli Utman bersemboyan 'Afdhalu thuruq ila thariqatu ta'lim wa ta'allum'. 'Tidak ada tarekat menuju Allah yang lebih istimewa dibanding ngaji dan mengajar'. Ini yang dipegang para santri dan penerusnya hingga kini," tutur Gus Kautsar, panggilan akrabnya, sehingga dirinya mempunyai semangat tinggi (himmah aliah) dalam memperjuangkan Islam di pesantren dan NU.

 

Pasangan KH Ahmad Djazuli Utman dan Nyai Hj Rodliyah dikaruniai sejumlah putra-putri yang melanjutkan perjuangannya dalam dakwah Islam dan pondok pesantren. Mereka adalah KH Ahmad Zainuddin Djazuli, KH Nurul Huda Djazuli, KH Hamim Djazuli (Gus Miek), KH Fuad Mun'im Djazuli, KH Munif Djazuli, Nyai Hj Badriyah Djazuli.

 

Kiai Ahmad Djazuli Utsman, lahir di Kediri pada 16 Mei 1900, gigih berjuang melalui pondok pesantren dan NU, hingga akhir hayatnya pada 10 Januari 1976 bertepatan pada 10 Muharram 1396 H.


Metropolis Terbaru