• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 4 Mei 2024

Metropolis

Hari Kartini, Fatayat NU Mojokerto Laksanakan Think Green

Hari Kartini, Fatayat NU Mojokerto Laksanakan Think Green
Salah satu kegiatan senam sehat bersama PAC Fatayat NU se-Kabupaten Mojokerto. (Foto: NOJ/YNH)
Salah satu kegiatan senam sehat bersama PAC Fatayat NU se-Kabupaten Mojokerto. (Foto: NOJ/YNH)

Mojokerto, NU Online Jatim

Dalam memperingati Hari Kartini 21 April 2024 dan Hari Lahir (Harlah) ke-74 Fatayat NU, Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Mojokerto menggelar ‘Fatayat Think Green’ yang dikemas dengan pembacaan ratibul hadad, senam sehat, halal bihalal, penanaman pohon, kenduri ketupat, reuni kader Latihan Kader Dasar (LKD), pembagian bibit tanaman dan parade bendera.


Kegiatan tersebut dipusatkan di Halaman Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto dan dihadiri oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU se-Kabupaten Mojokerto, Ahad (21/04/2024).


Ketua PCNU Kabupaten Mojokerto, KH Abdul Adzim Alwi mengatakan, di momen Harlah ini mudah-mudahan Fatayat NU Mojokerto ke depan lebih maju dan bermartabat untuk menggapai cita-cita. “Jadilah engkau pemuda-pemudi dan gantungkan cita-citamu di bumi ini,” ujarnya.


Sementara Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Mojokerto, Itha Nur Syamsiyah menerangkan, pada momen Harlah ini bersama-sama telah membentuk kegiatan dengan penuh khidmat menghijaukan bumi dan hati bersama.


“Semoga apa yang telah kalian berikan bisa bermanfaat untuk kita semuanya dan mendapatkan ridha dari Allah SWT,” terangnya.


Ia menyebut, mari bersama-sama menguat bersama, maju bersama untuk perempuan Indonesia dan peradaban dunia.


Senada, Sekretaris PC Fatayat NU Kabupaten Mojokerto, Rahmi Mubarokah menjelaskan tentang perjuangannya Raden Ajeng Kartini yang luar biasa untuk perempuan dan itu relevan sekali terhadap Fatayat NU dimana juga ikut serta dalam penguatan kapasitas.


“Baik dari segi Sumber Daya Manusia (SDM), penguatan emosional, penguatan psikologis, penguatan ekonomi khususnya terhadap perempuan,” katanya.


Jadi RA Kartini dulu itu lebih kepada bagaimana perempuan itu terdidik, tetapi kalau Fatayat NU saat ini tidak lagi hanya perempuan itu terdidik, lebih ke semua segmen baik terlihat maupun tidak terlihat.


Menurutnya, kegiatan ini merupakan sebuah paket lengkap dengan adanya kenduri gunungan ketupat. Ia merepresentasikannya seperti keberadaan ketupat itu sendiri setelah lebaran. Menjadi perempuan juga tidak boleh baperan.


“Kita harus bisa mengakui kesalahan. Kalau kupat itu ngakoni lepat, jadi kita mengambil spirit dari itu,” jelasnya.


Kemudian ketupat tersebut terbuat dari janur kuning dan tidak pakai perekat apapun dengan anyaman, tetapi sudah kuat. Dan ini simbol daripada Fatayat NU dalam menguatkan jasmani dan rohani dengan satu paket.


“Harapan kami kegiatan ini lebih semarak lagi untuk kedepannya. Di Harlah ini semoga semua kader tetap menjadi lebih baik sebagaimana prinsip Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja),” tandasnya.


Metropolis Terbaru