Mojokerto, NU Online Jatim
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Mojokerto dalam menyemarakkan Hari Lahir (Harlah) ke-75 dengan menggelar ‘Simfoni Cinta untuk Sahabat’ di Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto dengan diikuti sekitar 700 kader, Kamis (24/04/2025).
Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Mojokerto, Rahmi Mubarokah mengatakan, Harlah ke-75 ini mengusung tema ‘Organisasi Digdaya: Perempuan Berdaya dan Berkarya’, tapi khusus di Kabupaten Mojokerto tidak cukup digdaya, berdaya, dan berkarya tapi juga berdana.
“Kita telah menunjukkan kemandirian yang luar biasa tanpa ada bantuan sponsorship dari manapun, kita telah menunjukkan kemandirian itu adalah kunci kebersamaan kita bersama,” ujarnya.
Menurutnya, pada Harlah ke-75 ini usia Fatayat tidak lagi muda, harus terus berbenah menuju pengabdian yang lebih baik. Ia menyebut, Fatayat NU bertujuan untuk membentuk generasi muda perempuan NU yang berakhlak mulia, berpengetahuan luas dan mampu berkontribusi positif bagi agama, nusa, dan bangsa.
Dirinya menerangkan, di momen spesial ini dengan segala keterbatasannya dan kerendahan hatinya untuk memeluk Fatayat NU dengan pelukan cinta dan kasih sayang. Sebagai Ketua PC Fatayat NU yang terpilih pihaknya menyadari bahwa berada di depan tidak hanya memberikan suri tauladan yang baik, tetapi memberikan perlindungan, keteduhan, dan kasih sayang.
“Kegiatan bertajuk ‘Simfoni Cinta untuk Sahabat’ ini adalah hasil kerja keras kita bersama, cinta yang dimaksud di sini adalah cinta pada level filos, dimana cinta yang membuat kita bertumbuh, cinta terhadap pemikiran, cinta terhadap ilmu dan kebijaksanaan,” terangnya.
Lebih lanjut, sebab cinta adalah energi, maka dari itu mari jadikan Fatayat NU sebagai ruang tumbuh yang penuh dengan energi positif, yang memberikan kekuatan di saat lemah, memberikan harapan di saat hilang arah, memberikan kehangatan di saat membeku dan lelah.
“Di Fatayat kita bertumbuh bersama tanpa insecuritas, tidak ada ruang di Fatayat NU bagi siapapun yang menjatuhkan, tidak ada ruang bagi siapapun menebar fitnah dan kebencian,” jelasnya.
Mari bersama-sama menyatukan hati untuk kebesaran Fatayat NU. Semoga anggota Fatayat NU Kabupaten Mojokerto senantiasa disibukkan dengan kebaikan, ketaatan dan dijauhkan dari segala yang menenggelamkan. Fatayat NU mengajarkan satu hal bahwa ilmu bukan hanya untuk laki-laki, dan belajar bukanlah sebuah pemberontakan, Fatayat NU tidak melawan dengan amarah tapi Fatayat NU menulis dengan harap, bertanya dengan adab, dan bersuara dengan ilmu.
“Fatayat bukan hanya mengajarkan tentang emansipasi, tapi Fatayat mengajarkan bahwa perempuan boleh terus bermimpi tapi dengan kaki tetap berpijak di bumi. Di hari Kartini ini juga perempuan punya pilihan untuk tetap tumbuh tanpa kehilangan fitrah, berilmu tanpa meninggi, bersinar tanpa harus meredupkan cahaya orang lain,” tandasnya.