Surabaya, NU Online Jatim
Di antara tradisi menjelang bulan Ramadlan di Jawa adalah megengan. Megengan yaitu sebuah tradisi turun temurun ratusan tahun lalu yang dilakukan dengan cara saling berkirim kue apem antar sesama Muslim.
Tradisi unik ini digelar oleh Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Surabaya di kantor NU, Bubutan Surabaya, Sabtu siang (10/04/2021). Puluhan peserta hadir secara langsung terdiri dari para pengurus cabang dan dua orang perwakilan dari seluruh PAC yang ada se-Surabaya, juga ratusan lainnya mengikuti secara virtual melalui channel YouTube dan facebook PC Fatayat NU Surabaya.
Puluhan anggota fatayat yang hadir secara langsung ini menikmati apem, makanan utama dalam acara tersebut, yang sebelumnya ditata rapi berbentuk tinggi dan mengerucut ke atas menyerupai tumpeng.
"Jumlah apem yang kami siapkan total sebanyak 710 biji, menyesuaikan angka usia Fatayat kita yang tercinta yang sekarang berumur 71 tahun. Maka, sengaja kami memesan apem sejumlah itu dari PAC-PAC Fatayat Surabaya," kata Ketua PC Fatayat NU Surabaya Camelia Habiba.
Habiba menjelaskan, apem merupakan kata serapan dari bahasa Arab yakni afwun, yang bermakna memohon ampun atau memohon maaf.
“Jadi pada kesempatan kali ini, saya dan segenap pengurus cabang Fatayat NU kota Surabaya meminta maaf lahir dan batin kepada seluruh anggota fatayat se-Surabaya," tandas Habiba.
Acara ini dilakukan secara khidmat, diawali dengan pembacaan Shalawat Nariyah dan tahlil, lalu dilanjut dengan pemberian santunan anak yatim yang diambil dari perwakilan tiap PAC Fatayat NU yang ada di Surabaya.
Tradisi unik ini juga dihadiri oleh pihak Bank Panin Dubai Syariah Surabaya untuk penandatanganan MoU dengan PC Fatayat NU Surabaya, yakni dalam hal pembiayaan umroh dan haji.
Penulis: Nisa Dewi Muslich
Editor: Nur Faishal
