Surabaya, NU Online Jatim
Aswaja NU Center Jawa Timur mengadakan pembinaan praktek sembelih halal dengan menghadirkan Juru Sembelih Halal (Juleha) Jawa Timur. Kegiatan ini berlangsung di Aula KH Bisri Syansuri PWNU Jawa Timur, Sabtu (02/07/2022).
Imam Fauzi, Ketua Juleha Jawa Timur menegaskan bahwa Juleha pun memegang prinsip dari salah satu Hadist Riwayat (HR) Muslim, yaitu menyembelih dengan ihsan (baik) yang mana mengharuskan penyembelih untuk menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.
"Prinsip ihsan adalah nyaman bagi yang disembelih dan aman bagi yang menyembelih. Dua hal ini yang kami terapkan bagi hewan yang disembelih," kata Imam Fauzi.
Ia mengatakan bahwa prinsip ini telah banyak diterapkan di luar negeri, seperti Belanda, Selandia Baru, Jepang, dan Kanada. Negara-negara tersebut mengharuskan untuk mengistirahatkan hewan sembelih selama kurang lebih empat hari. Dirinya menyayangkan di Indonesia masih belum menerapkan hal tersebut, terutama unggas.
“Ayam yang seharusnya diangkut sebanyak dua truk, malah diangkut dengan satu truk. Kondisi itu menyebabkan terdapat 80 persen daging unggas yang dianggap haram dan telah beredar di masyarakat dalam penelitian mahasiswa UIN Surabaya,” katanya.
Maka dari itu, Juleha berharap dapat bekerja sama dengan masjid di Jawa Timur dalam sertifikasi Juleha masjid. Sertifikasi ini akan menjamin kehalalan sembelihan di daerah Jawa Timur dan juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat untuk bekerja baik dalam negeri maupun luar negeri.
“Ada 43.000 masjid di Jawa Timur dan 165.000 mushola yang akan kita laksakan program sertifikasi Juleha masjid. Kemudian yang kedua adalah program sertifikasi Juleha profesional. Jadi, ini diperuntukan untuk yang 40 tahun ke bawah. Karena untuk yang profesional ini, kita bisa mengarahkan ke luar negeri, seperti Kanada, untuk mendapatkan perkerjaan sebagai halal slaughter atau penyembelih halal,” pungkas Imam.
Penulis: Charline Margia
