• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Sabtu, 20 April 2024

Metropolis

Ketua ISNU Sidoarjo Paparkan Tiga Konteks dalam Pendidikan

Ketua ISNU Sidoarjo Paparkan Tiga Konteks dalam Pendidikan
Ketua PC ISNU Sidoarjo Sholehuddin saat seminar pendidikan di Unusida. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Ketua PC ISNU Sidoarjo Sholehuddin saat seminar pendidikan di Unusida. (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo, Sholehuddin mengatakan, di dunia ini ada hukum alam yang menyatakan bahwa siapa yang menabur maka ia yang akan memetik. Di dunia pendidikan, menabur dan memetik dapat dilakukan dalam tiga konteks.


“Pertama, sebagai pendidik dan tenaga kependidikan baik guru, dosen, atau pengawas. Hal ini akan menjadi personal branding bagi setiap individu. Seseorang akan mempercayainya karena karakter yang ia miliki, yakni karakter dalam berkhidmat secara tulus.


“Bagi orang semacam ini, pendapatan kecil tidak menjadi penghalang untuk berkhidmat dalam dunia pendidikan,” ujarnya saat mengisi seminar pendidikan di Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida), Sabtu (21/08/2022).


Dalam penelitian yang pernah ia lakukan, Sholehuddin menemukan seorang pendidik yang mendapat gaji Rp150-300 ribu dalam sebulan. Tetapi, pendidik yang seperti ini tetap mempunyai semangat mengembangkan diri sangat tinggi.


“Bagi pribadi semacam ini, guru adalah profesi pengabdian tanpa batas,” ungkapnya.


Kedua, dalam konteks lembaga. Lembaga dengan kemampuan mengelola SDM yang baik, berprestasi dan berkarakter akan memunculkan branding dan kepercayaan kepada lembaga juga semakin tinggi. Karena itu penting bagi setiap tenaga pendidik agar berkiprah di masyarakat atas hal-hal yang bermanfaat


“Apapun bisa dilakukan yang penting manfaat. Sebab, masyarakat akan percaya kepada lembaga yang dibina oleh guru, dosen, atau yang lain dengan karakter tersebut,” tuturnya.


Ia menambahkan, ketika tingkat kepercayaan tinggi, hukum alam juga menjawab dengan banyaknya input peserta didik. Banyaknya peserta didik dengan sendirinya berbanding lurus dengan kesejahteraan. “Inilah yang disebut berkah secara kelembagaan,” katanya.


Ketiga, secara organisasi. Organisasi kependidikan ataupun ketenagaan pendidikan banyak dijumpai. Organisasi ini tentu non profit, karenya harus diisi oleh orang-orang yang memiliki jiwa pengabdian.


“Artinya, orang yang berniat menghidupi organisasi bukan yang mencari penghidupan di organisasi. Jika hal ini dimiliki oleh orang-orang berkarakter pengabdi, tingkat kepercayaan publik pada organisasi juga tinggi. Dan, di sinilah hukum alam kembali berlaku,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru