Sidoarjo, NU Online Jatim
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim, KH Marzuki Mustamar menegaskan bahwa masa depan bangsa Indonesia dimiliki orang-orang yang sadar akan pentingnya pendidikan.
Penegasan tersebut disampaikan saat menghadiri Wisuda ke-27 Pondok Pesantren Modern Al-Amanah Junwangi, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo. Kegiatan tersebut dipusatkan di lingkungan pesantren setempat, Sabtu (04/06/2022).
Dihadapan 549 santri putra-putri yang diwisuda, Kiai Marzuki tegas mengatakan bahwa apabila yang getol mengelola pendidikan adalah orang NU, maka ke depan akan selamat akidahnya, utuh, rukun, damai tidak ada perang saudara.
“Tapi, kalau yang punya pendidikan maju modern dan menyiapkan generasi muda dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dilakukan oleh kelompok wahabi, maka sejak saat ini kita harus mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji'un,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Sabilul Rosyad Gasek Malang itu mengatakan, bila bangsa Indonesia dikuasai oleh wahabi, Indonesia akan suram seperti di Timur Tengah. Bahkan, dimungkinkan terjadi perang saudara atau sesama Muslim saling membunuh dengan kedok jihad, karena yang dibunuh dianggap kelompok kafir.
“Oleh karena itu, orang NU harus memimpin negeri ini. Dengan syarat, orang NU harus lebih unggul dari yang lainnya,” ajaknya.
Disebutkan, jika pendidikan maju dimiliki kelompok sekuler, maka akan membahayakan negara. Pasalnya, demi tegaknya negara yang diimpikan, orang sekuler akan rela jika harus merusak agama.
“Demi melemahkan NU, mereka membuat agama tandingan dengan kucuran dana yang besar. Tugasnya mengkafir-kafirkan NU dan menganggap NU najis. Demi keinginannya mereka itu, ia rela menggebuk kiai dan agama,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia tidak ingin orang-orang nasionalis sekuler memiliki sekolah yang maju, sebab akan merusak agama Islam. “Dan, kelompok lainnya yang membahayakan negara ialah radikalis dan sebangsanya,” tandasnya.
Hadir pada kesempatan ini, di antaranya Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo KH R Abdussalam Mujib, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, serta wali santri dari berbagai daerah.