• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Kamis, 25 April 2024

Metropolis

Khofifah Usulkan Shalawat Badar Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Khofifah Usulkan Shalawat Badar Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyerahkan penghargaan kepada almarhum KH Ali Manshur Siddiq melalui putranya, Gus Saiful Islam Ali, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (03/09/2021) malam. (Foto: Dokumentasi MDS Rijalul Ansor Jatim)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menyerahkan penghargaan kepada almarhum KH Ali Manshur Siddiq melalui putranya, Gus Saiful Islam Ali, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (03/09/2021) malam. (Foto: Dokumentasi MDS Rijalul Ansor Jatim)

Surabaya, NU Online Jatim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berencana untuk mengusulkan Shalawat Badar gubahan KH Ali Manshur Siddiq untuk ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bila dikabulkan dan ditetapkan untuk tingkat nasional, selanjutnya pemerintah bisa mengajukan Shalawat Badar untuk dinominasikan di UNESCO.

 

Hal itu disampaikan Khofifah saat penyerahan penghargaan Jer Basuki Mawa Beya kepada almarhum KH Ali Manshur Siddiq di acara haul ke-51 almarhum di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada Jumat (03/09/2021) malam. Penghargaan diserahkan langsung oleh Khofifah kepada putra bungsu Kiai Ali, Gus Saiful Islam Ali.

 

Jer Basuki Mawa Beya adalah lencana emas sebagai penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jatim yang diberikan kepada seseorang yang berjasa dan berprestasi luar biasa dalam mengembangkan dan memajukan suatu bidang tertentu yang bermanfaat besar bagi provinsi setempat. Kiai Ali Manshur dinilai berjasa melalui Shalawat Badarnya, tidak hanya bagi warga Jatim, tapi juga Indonesia dan bahkan dunia.

 

“Saya hadir bersama dengan Asisten Administrasi Umum Kepala Biro Kesra, juga Kepala Dinas Pariwisata, yang saya tugaskan untuk melanjutkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan karena ada penghargaan yang disebut warisan budaya tak benda. Insya Allah kita akan segera mengusulkan ini,” kata Khofifah dalam sambutannya.

 

Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama itu mengungkapkan betapa populernya Shalawat Badar gubahan Kiai Ali Manshur. Khofifah mengingat, pada tahun 1998, semua televisi dan radio yang ada saat itu selalu memutar syair Shalawat Badar dalam program-program tertentu. Banyak orang-orang di perkantoran juga secara spontan juga mengikuti dan melantunkan shalawat tersebut.

 

“Pada saat negara ini mengalami krisis moneter yang sangat dalam di tahun 1998-1999, rasanya peneduh dan penenang dari suasana yang secara ekonomi kita mengalami krisis yang sangat dalam, adalah lantunan dari Shalawat Badar. Pasti kita semua iri berapa tumpukan jariyah dari KH Ali Manshur. Dan tentu kita berharap karomah beliau akan turun dan menetes kepada kita semua,” ujar Khofifah.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru