• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

Komnas Perempuan Ungkap Tentang Kekerasan Terhadap Disabilitas

Komnas Perempuan Ungkap Tentang Kekerasan Terhadap Disabilitas
Bahrul Fuad, Anggita Komnas Perempuan (paling kanan). (Foto: NOJ/Salsabila)
Bahrul Fuad, Anggita Komnas Perempuan (paling kanan). (Foto: NOJ/Salsabila)

Surabaya, NU Online Jatim
Komisi Nasional Perempuan mencatat tentang pentingnya kekerasan terhadap perempuan dengan disabilitas. Hal itu disampaikan oleh Anggota Komnas Perempuan, Bahrul Fuad, Kamis (07/07/2022) pada kegiatan Workshop Pesantren Ramah Anak di Aula KH Bisri Syansuri PWNU Jatim. 


 
Kondisi yang dialami oleh penyandang disabilitas adalah keterbatasan mereka dalam menafsirkan sesuatu hal. “Teman-teman kita yang tuli itu tidak mengerti bahwa dirinya diejek. Maka, orang yang mengalami disabilitas adalah orang yang paling rawan,” katanya.


 
Hal inilah yang akhirnya menimbulkan berbagai faktor. Salah satunya yaitu tentang tentang ketergantungan fisik.


“Jadi ada disabilitas yang dimana seseorang untuk pindah dari kursi roda saja harus dibantu oleh orang lain dan kebanyakan yang membantu itu adalah orang-orang terdekatnya. Dalam hal ini, tercatat bahwa pelaku pelecehan seksual itu adalah orang-orang dekat,” ungkapnya,


 
Dirinya juga menyampaikan bahwa ketika berpikir tentang kekerasan seksual, di pesantren dan anak-anak, ada hal yang terlupakan yaitu pada saudara-saudara dengan penyandang disabilitas.


“Itu adalah soal akses, akses yang memfasilitasi mereka sebagai penyandang disabilitas,” ujarnya.


 
Oleh karena itu, besar harapan komnas perempuan agar pesantren-pesantren yang khusunya berada di Jawa timur bisa menjadi contoh untuk pesantren yang ramah dengan disabilitas.      


“Kita masih punya tugas yang selama ini masih kita abaikan. Lalu, jika kita berbicara tentang pesantren ramah anak, kita juga harus memikirkan bagaimana anak-anak kita yang disabilitas khususnya yang tuli dan yang punya hambatan intelektual,“ pungkasnya.

 

Penulis: Salsabila


Metropolis Terbaru