• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Selasa, 16 April 2024

Metropolis

Kompak, Tetap Semangat Berkurban walau Sakit

Kompak, Tetap Semangat Berkurban walau Sakit
Sapi kurban dari Kompak saat Idul Adha tahun lalu. (Foto: NOJ/NF)
Sapi kurban dari Kompak saat Idul Adha tahun lalu. (Foto: NOJ/NF)

Surabaya, NU Online Jatim

Sekelompok jurnalis hukum di Kota Surabaya bernama Komunitas Media Pengadilan-Kejaksaan (Kompak) mewujudkan komitmennya untuk berkurban secara patungan di momentum Idul Adha tahun ini, yang sudah digagas sejak tahun lalu. Sempat pesimistis karena krisis finansial akibat pandemi Covid-19 dan beberapa anggota atau keluarganya tumbang karena sakit.

 

Tahun ini adalah tahun ketiga bagi Kompak berkurban di Hari Raya Idul Adha. Dua kali Idul Adha sebelumnya, setiap tahun komunitas ini menyembelih dua ekor sapi dan beberapa kambing. Satu ekor sapi kurban dari Ketua Umum Kompak Budi Mulyono, sementara satu ekor sapi hasil patungan tujuh anggota.

 

Kegiatan berkurban itu biasanya direncanakan setahun sebelumnya. Slot patungan diserahkan kepada siapa saja anggota Kompas yang berniat berkurban. Tidak ada paksaan. Tujuh anggota untuk satu ekor sapi. Mereka yang mendaftar bisa menabung selama setahun. Masing-masing anggota Rp3 juta.

 

“Idul Adha tahun ini adalah tahun terberat. Kami diuji untuk meneruskan komitmen kami untuk berkurban yang disiapkan jauh bulan sebelumnya,” kata Ketua Kompak Budi Mulyono kepada NU Online Jatim, Rabu (14/07/2021).

 

Tiga bulan sebelum memasuki bulan Dzulhijjah, daftar siapa saja yang akan mengisi slot berkurban disebar di grup WhatsApp. Segera tujuh orang mendaftar dan siap untuk patungan kurban sapi. Total dua ekor sapi. Satu ekor dari Budi dan satu ekor hasil patungan tujuh anggota. Sementara satu ekor kambing dari satu anggota.

 

Benar kata Budi, Idul Adha tahun ini adalah yang paling berat. Setengah bulan sebelum hari H Idul Adha, satu peserta patungan mengundurkan diri karena beberapa anggota keluarganya sakit dan harus dirawat di rumah sakit. Kami memaklumi itu.

 

Tak lama dari itu, satu peserta patungan lainnya didera penyakit yang cukup serius dan harus bolak-balik ke rumah sakit. Inilah yang bikin haru. Kendati sakit serius, ia tetap bertekad memenuhi janjinya untuk berkurban. Ia bahkan yang pertama dari tujuh peserta yang melunasi uang patungan. Ia tak surut semangat kendati seluruh anggota menyarankan agar menggunakan uangnya untuk biaya rumah sakit.

 

Tak hanya kurban tiap Idul Adha, Kompak juga mentradisikan bersedekah yang dikumpulkan setiap hari Jumat. Kegiatan ini sudah berjalan sejak Kompak berdiri beberapa tahun lalu. Setiap hari Jumat daftar donasi disebar di grup untuk diisi siapa saja anggota yang hendak menyisihkan sebagian penghasilannya untuk sedekah. Tak ada paksaan.

 

Uang sedekah yang terkumpul biasanya disalurkan sebulan sekali kepada janda-janda yang kurang mampu, anak yatim, penyandang disabilitas, dan keluarga yang betul-betul membutuhkan pertolongan finansial.

 

“Meski pandemi, kegiatan sedekah Jumat Berkah tetap berjalan. Karena kami meyakini bahwa ada hak orang-orang tidak mampu pada setiap rezeki yang diberikan Allah kepada kami. Kami wartawan bukan profesi yang gajinya besar. Tapi tekad kami untuk bersedekah dan berbagi lebih besar dari penghasilan kami,” ujar Budi.


Metropolis Terbaru