Sidoarjo, NU Online Jatim
Pertengahan Ramadlan lalu Sutami dirundung gelisah. Nenek 65 tahun ini bingung karena tidak bisa berjualan rujak lagi lantaran modalnya habis untuk biaya hidup sehari-hari. Padahal itulah satu-satunya sumber penghasilan baginya dan seorang anaknya yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Sidoarjo.
"Saya tidak punya siapa-siapa lagi. Apapun akan saya jalani agar anak saya bisa terus sekolah," katanya waktu itu.
Ibu Sutami memang mendapat bantuan dari pemerintah desa berupa bahan makanan pokok. Namun bantuan tersebut tentu bersifat konsumtif dan tidak bisa dipakai mencukupi kebutuhannya.
Nenek yang tinggal di rumah kos dekat kuburan kawasan Tulangan Sidoarjo ini makin merana menjelang datangnya Hari Raya Idul Fitri. Bukan karena tak bisa beli baju baru, tapi karena biasanya momen Lebaran adalah waktu terbaik untuk jualan rujak. Sementara itu ia masih kebingungan harus mencari pinjaman ke mana untuk belanja bahan.
"Kalau hari-hari biasa saya jualan dari pagi sampai sore mau maghrib. Tapi kalau pas hari raya biasanya setengah hari sudah habis," ujar Bu Sutami.
Syukurlah ada salah seorang warga yang menginformasikan kondisi Bu Sutami kepada NU Care-Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jawa Timur. Setelah melalui mekanisme survei dan tahap verifikasi, NU Care-LAZISNU Jawa Timur segera memberikan bantuan alat kerja berupa meja, etalase dan modal usaha.
Tak lama kemudian, Bu Sutami segera mempersiapkan segala kebutuhan untuk berjualan rujak. Lokasinya berada di Jalan Manunggal Amd Desa Kepatihan Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo.
"Alhamdulillah. Hari kedua Lebaran Bu Sutami sudah berjualan lagi. Tadi jam satu siang jualannya sudah habis. Terima kasih kepada NU Care-LAZISNU Jatim yang sudah membantu beliau," demikian pesan singkat Moh Ersyad kepada NU Care-LAZISNU Jatim sambil mengirim beberapa foto. Ersyad merupakan warga yang merekomendasikan agar Bu Sutami menerima bantuan.
