Sidoarjo, NU Online Jatim
Menjelang pelaksanaan Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) yang bakal digelar pada 28-30 Januari 2022 mendatang, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Sidoarjo mengadakan proses screening atau seleksi bagi calon peserta.
Kegiatan tersebut dipusatkan di kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sidoarjo dan dilaksanakan selama dua hari yakni Ahad (16/01/2022) dan Selasa (18/01/2022).
Ketua PC GP Ansor Sidoarjo H Rizza Ali Faizin mengatakan, panitia awalnya hanya menargetkan 200 peserta dan ternyata pendaftar membludak mencapai 256 orang peserta, adapun peserta termuda berusia 22 tahun.
“Selain peserta dari berbagai kota di Jatim, Susbalan ini juga diikuti oleh beberapa peserta dari luar pulau seperti Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan Timur. Susbalan merupakan fase kedua kaderisasi formal di tubuh Barisan Ansor Serbaguna (Banser) setelah dinyatakan lulus Diklatsar,” katanya kepada NU Online Jatim, Rabu (19/01/2022).
Lebih lanjut, anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo tersebut menegaskan, alumni Susbalan ini juga akan menjadi suri tauladan bagi para juniornya dan siap menjaga marwah serta nama baik keluarga besar Banser.
“Oleh karenanya, kita harus melakukan seleksi semaksimal mungkin, baik itu tentang ke-NUan, ke-Aswajaan, dan kebangsaan, ada tambahan PBB-nya juga harus baik. Susbalan ini adalah salah satu syarat untuk menjadi Kasatkorcab dan Ketua PC GP Ansor. Maka, harapan kami di tahapan secreening ini benar-benar terseleksi dengan detail dan sesuai dengan standar yang kita harapkan,” tegasnya.
Sementara, Nawawi A Manan, salah seorang tim screening Susbalan mengungkapkan, banyak anggota Banser baru dan semangat pengabdiannya tidak perlu diragukan. Yang menarik baginya, di antara mereka ada yang belum bisa menghafalkan doa Qunut.
“Ada yang sudah hafal tetapi grogi, juga ada yang benar-benar tidak hafal. Tetapi sejak lahir procot mereka sudah Nahdlatul Ulama (NU) karena memang berasal dari keluarga NU kultural,” tutur instruktur wilayah PKPNU Jatim dan Pembina PC GP Ansor Sidoarjo tersebut.
Ada pula seorang peserta termuda yang hanya bisa menjawab satu diantara 10 pertanyaan, yaitu menghafalkan teks Pancasila. Anak muda tersebut mengaku baru bergabung sebagai anggota Banser dan hanya tamatan SD.
Ia bercerita sambil menundukkan muka dan mengusap air mata, bahwa dirinya dulu sebagai anak jalanan. Alasannya ikut Banser karena ingin memperbaiki diri serta ingin menjadi santrinya Mbah Hasyim Asy’ari.
“Kesimpulan saya, karakternya Umar bin Khattab tapi kelas ekonominya Bilal bin Rabbah, sekarang dia mencari nafkah sebagai PKL dan setiap sore rajin belajar mengaji. Saya sangat bersyukur bertemu dengan dia. Banser perpaduan Umar-Bilal itu mengingatkan saya bahwa tujuan warga NU ialah menjadi santrinya Mbah Hasyim Asy’ari, bukan mencari jabatan, kehormatan, apalagi mencari rizki,” pungkasnya.