• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Nahdliyin, Kenali Bediding: Suhu Dingin di Musim Kemarau

Nahdliyin, Kenali Bediding: Suhu Dingin di Musim Kemarau
Poster tentang Bediding yang dikeluarkan BMKG. (Foto: BMKG Juanda Surabaya)
Poster tentang Bediding yang dikeluarkan BMKG. (Foto: BMKG Juanda Surabaya)

Surabaya, NU Online Jatim

Suhu dingin melanda seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur sejak beberapa hari terakhir, terutama di malam dan pagi hari. Padahal, saat ini sudah memasuki musim kemarau. Banyak warga mengeluh kedinginan melebihi hari-hari biasa.

 

Rupanya, suhu dingin tidak hanya melanda Jatim, tapi bisa jadi di seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan, ada yang mengait-kaitkan itu dengan banyaknya orang sakit flu yang menambah kengerian serbuan informasi tentang Covid-19.

 

Lantas, apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya suhu dingin?

 

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Klas I Juanda Surabaya Teguh Tri Susanto menjelaskan, suhu dingin di musim kemarau biasa disebut dengan Bediding. Itu normal terjadi setiap bulan Juni sampai Agustus.

 

“Bediding adalah kondisi di mana pada malam hingga pagi hari terasa lebih dingin dari biasanya. Hal ini termasuk hal yang wajar dan normal terjadi pada musim kemarau. Jadi, terjadinya pada musim kemarau dan ketika tutupan awan sedikit pada malam hari, bahkan tidak ada sama sekali,” kata Teguh dalam keterangan tertulis, Selasa (06/07/2021).

 

Ia menjelaskan, dalam kondisi normal, energi yang menghangatkan permukaan Bumi di malam hari adalah energi yang berasal dari gelombang panjang yang dipancarkan Bumi. Jika kondisi langit berawan, maka energi yang dipancarkan Bumi ke angkasa sebagian akan terpantul kembali ke Bumi.

 

“Jika di langit tidak ada tutupan awan sama sekali, maka energi yang dipancarkan Bumi akan lepas ke angkas tanpa ada yang dipantulkan kembali ke Bumi, sehingga suhu udara akan semakin dingin,” papar Teguh.

 

NU Online Jatim coba membuktikan ulasan Teguh itu dengan melihat kondisi langit saat petang tiba di Kabupaten Sumenep, Madura. Benar saja, sepanjang mata memandang langit begitu bersih tanpa awan.

 

Hal lain yang memengaruhi suhu terasa lebih dingin dari biasanya adalah saat ini di Australia tengah memasuki musim dingin. Posisi Matahari yang saat ini beradai di utara Khatulistiwa juga berpengaruh pada kondisi tersebut.

 

Editor: Nur Faishal


Metropolis Terbaru