• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Ning Uswah Syauqi: Feminisme Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah

Ning Uswah Syauqi: Feminisme Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah
Ning Uswah Hasanah atau Ning Uswah Syauqi. (Foto: instagram @uswasyauqie)
Ning Uswah Hasanah atau Ning Uswah Syauqi. (Foto: instagram @uswasyauqie)

Surabaya, NU Online Jatim

Ning Uswah Hasanah yang familiar dengan Ning Uswah Syauqi menjelaskan bahwa feminisme yang dianggap sebagai produk barat ternyata dalam Islam gerakan ini sudah ada sejak zaman Rasulullah.

 

“Sekilas orang kalau mendengar tentang feminisme selalu beranggapan bahwa itu produk dari barat, padahal contoh sikap feminisme sudah ada sejak Rasulullah,” ucap Ning Uswah saat acara Ngaji Online Santai atau Ngaos Ramadhan secara live di Instagram NU Online Jatim, Sabtu (16/03/2024).

 

Ning Uswah Syauqi menjelaskan, feminisme ini tidak hanya sekadar bersifat pemikiran-pemikiran, tetapi feminisme adalah sebuah pergerakan untuk mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan.

 

“Feminis adalah suatu ideologi untuk mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar Mojokerto ini.

 

Dirinya pun mengulas sejarah Islam yang diturunkan di jazirah Arab. Di zaman dahulu masyarakatnya berbuat kerusakan atau sering disebut dengan masyarakat jahiliyah. Pada masa itu banyak sekali orang-orang yang melakukan ketimpangan gender, salah satunya yaitu membunuh bayi-bayi perempuan yang mereka anggap sebagai aib.

 

“Maka, ketika Islam datang, turunlah ayat Al-Qur’an yang melarang untuk membunuh bayi perempuan lagi, mereka semua harus diberikan hak hidup dan juga diaqiqahi,” ucap founder fikihperempuan.id ini.

 

Ia menambahkan, pada zaman dahulu perempuan juga diwariskan atau dijadikan warisan. Mereka diperlakukan seperti barang yang dapat berpindah tangan atas kepemilikannya.

 

“Kemudian Al-Qur’an merespons hal tersebut dengan menurunkan surat yang melarang perempuan dijadikan warisan, justru perempuan mendapatkan warisan. Inilah bentuk-bentuk gerakan feminisme dalam Islam,” katanya.

 

Disebutkan, bahwa Islam mengambil ajaran-ajaran yang berkeadilan untuk laki-laki dan perempuan. “Maka, jika feminisme itu lahir di Barat pada abad ke-18 dan berkembang pesat pada abad ke-20, tetapi di dalam Islam feminisme itu justru ada di awal turunnya Al-Qur’an yakni pada abad 7 masehi,” jelasnya.

 

Di samping itu, Ning Uswah Syauqi pun menyayangkan dengan banyaknya ayat-ayat feminisme atau berkeadilan perempuan direduksi oleh beberapa pendakwah atau para mufassir. Mereka menafsirkan berbanding terbalik dari awal maksud diturunkannya ayat tersebut dalam Al-Qur’an.

 

“Maka dari itu, kita harus upgrade terus keilmuan. Tidak ingin mengubah apa yang ada di dalam dalil Al-Qur’an dan juga hadits, tetapi bagaimana cara kita membuat dalil ini maslahat bagi laki-laki dan perempuan untuk selamanya dan bermanfaat seluas-luasnya,” pungkasnya.

Penulis: Khusnia Evi Safitri


Metropolis Terbaru