• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Senin, 29 April 2024

Metropolis

Makna Politik menurut Ning Uswah Syauqi

Makna Politik menurut Ning Uswah Syauqi
Ning Uswah Hasanah atau Ning Uswah Syauqi (kanan) saat menyampaikan podcast di Ponpes Mahika Sidoarjo. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Ning Uswah Hasanah atau Ning Uswah Syauqi (kanan) saat menyampaikan podcast di Ponpes Mahika Sidoarjo. (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Ning Uswah Hasanah yang akrab disapa Ning Uswah Syauqi menjabarkan pemikirannya terkait politik. Hal tersebut disampaikannya pada saat mengisi Podcast Pondok Pesantren Manbaul Hikam (Mahika) Putat Tanggulangi, Sidoarjo, Ahad (07/01/2024). Podcast ini disiarkan melalui kanal Youtube Mahika Sidoarjo. 


“Memaknai politik itu tidak hanya harus terjun langsung sebagai praktisi politik,” katanya. 


Perempuan yang saat ini menempuh pendidikan doktor di Universitas KH Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto itu lantas menyebut, di dalam Al-Qur’an politik adalah kemandirian. Dalam konteks perempuan bagaimana perempuan bisa mandiri untuk memilih pilihan hidupnya sendiri.  


“Mulai dari saya memilih kuliah jurusan apa? Kemudian memutuskan untuk kuliah lagi di S2 dan S3. Memutuskan untuk menjadi penulis, terjun ke dunia bisnis, dan juga mengurusi konveksi,” terangnya.  


Menurutnya, semua kegiatan yang ditekuninya dapat terlaksana karena kesadaran penuh dari pilihan diri sendiri tanpa tekanan dari siapapun. Bahkan semua aktivitas didukung penuh oleh lingkungan sekitar.


Selain kemandirian dalam memilih pilihan pribadi, perempuan juga memiliki kemandirian dalam berpolitik. Tidak mesti harus masuk partai tertentu kemudian jadi Calon Legislatif (Caleg) dan semacamnya.


“Berpolitik itu bagi saya mampu memimpin potensi apa yang ada dalam diri saya sendiri. Politik itu kan cara berfikir, bagaimana cara kita untuk mengatur waktu kita. Jadi tidak terlalu tekstual berpolitik harus masuk menjadi bagian dari partai tertentu,” paparnya. 


Dalam persoalan politik praktis, Ning Uswah Syauqi mengaku tidak perlu menunjukkan keberpihakan politiknya kemana. Karena menurut Pengasuh Pondok Pesantren Al Azhar Mojokerto itu yang penting semua damai dan aman sentosa. Terlebih karena tidak semua orang menerima pilihan politik seseorang. 


“Maka pilihan politik untuk diri saya sendiri. Tidak perlu orang lain tau,” jelasnya. 


Bagi Ning Uswah Syauqi di dalam ruang apapun ada politiknya, termasuk di dalam dunia pendidikan. Dalam lingkungan keluarga juga ada politiknya. “Jadi politik kita artikan lebih luas, jangan diartikan sempit harus masuk salah satu partai,” tandasnya.


Metropolis Terbaru