• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 16 Juni 2024

Metropolis

Orang Tua Punya Tanggung Jawab Temani Anak Belajar

Orang Tua Punya Tanggung Jawab Temani Anak Belajar
Pendakwah asal Sidoarjo Nyai Hj Mufidah saat tausiyah di MINU KH Mukmin Sidoarjo, Rabu (22/05/2024). (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)
Pendakwah asal Sidoarjo Nyai Hj Mufidah saat tausiyah di MINU KH Mukmin Sidoarjo, Rabu (22/05/2024). (Foto: NOJ/ Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pendakwah asal Sidoarjo Nyai Hj Mufidah menegaskan bahwa orang tua punya tanggung jawab untuk menemani anaknya belajar. Jika hal itu dilaksanakan maka orang tua telah mengantar anaknya pada gerbang kesuksesan.

 

“Di balik anak-anak yang sukses pasti di belakangnya ada orang tua yang memperhatikan. Tidak ada anak yang sukses tanpa didampingi kedua orang tuanya,” katanya saat tausiyah dalam acara silaturrahim dan doa bersama Komite Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) KH Mukmin Sidoarjo, Rabu (22/05/2024).

 

Ia menjelaskan, bahwa anak yang tidak terdidik adalah sebagian besar karena orang tuanya. Maka jangan sampai menjadi orang tua yang gagal dalam mendidik anak. Jika disebutkan anak adalah buah hati, artinya bukan buah jeruk atau apel yang bisa ditaruh di berbagai tempat.

 

“Tapi kalau ada tambahan hati, buah hati, jangan sekadar ditaruh di meja atau karpet. Apalagi ditaruh di sembarang tempat,” ungkapnya.

 

Tempatkanlah anak pada posisi terbaik atau terindah. Karena yang punya tanggung jawab menempatkan ada pada tempat terbaik adalah orang tua. Tidak salah bila orang tua memilih MINU KH Mukmin untuk menjadikan tempat belajar anak. Karena di MINU KH Mukmin anak dididik komplit baik ilmu umum maupun agama.

 

“Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo KH R Abdus Salam Mujib mengatakan gaji yang tertinggi adalah gaji guru yang mengajarkan Al-Qur’an, ilmu agama, ilmu tauhid, fiqih, tajwid,” ujarnya.

 

Nyai Mufidah menceritakan dirinya studi banding ke Malaysia dan Singapura pada tahun 2008. Saat masuk ke salah satu lembaga pendidikan ia melihat pendidikan mulai dari bayi sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) menekankan pada Al-Qur’an dan biayanya sama yakni Rp3 juta. Siswanya tidak hanya dari Malaysia dan Singapura saja akan tetapi dari tiga puluh lima negara.

 

“Maka dari itu, saya yakin guru di MINU KH Mukmin sudah optimal dalam mendidik siswa-siswi. Sinergi guru dan wali murid sangat diperlukan,” tandasnya.


Metropolis Terbaru