Sidoarjo, NU Online Jatim
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, H Tirto Adi berharap alumni Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) KH Mukmin Sidoarjo untuk terus semangat dan berjuang di tingkat yang lebih tinggi. Lulus dari MI terbaik se-Jatim ini menurutnya adalah awal dari perjuangan untuk mewujudkan cita-cita.
Penegasan tersebut dikatakan pada acara Wisuda kelas VI tahun pelajaran 2022-2023 MINU KH Mukmin Sidoarjo yang diikuti 96 siswa. Agenda wisuda tersebut dipusatkan di Fave Hotel, Jalan Jenggolo Nomor 15, Pucang, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo.
“Ini adalah awal dari perjuangan untuk mewujudkan cita-cita. Prestasi yang diraih hari ini akan menjadi bekal untuk meraih prestasi yang lebih besar di masa depan,” katanya.
Pria yang menjabat Badan Pengelola Pelaksana Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (BP3MNU) itu mengatakan, keberhasilan yang diraih baik siswa atau madrasah merupakan keberhasilan bersama.
“Karena dalam keberhasilan siswa ada peran orang tua, guru, dan kepala sekolah di dalamnya. Daya juang siswa juga luar biasa,” ungkapnya.
Sementara itu, Anis Farida selaku Kepala MINU KH Mukmin menyampaikan, lembaga yang ia pimpin telah menjadi madrasah percontohan untuk implementasi kurikulum merdeka yang baru digagas dan diterapkan pada era kepemimpinan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdikbudristek) Nadiem Anwar Makarim.
“Saat ini kami diminta untuk berbagi pengalaman secara nasional mengenai bagaimana implementasi kurikulum merdeka dilakukan,” ucapnya.
Ia memaparkan target ke depan MINU KH Mukmin akan terus memaksimalkan peran sebagai madrasah literasi dengan mempublikasikan karya-karya siswa. Termasuk dalam pengembangan literasi digital sekaligus pengembangan karakter siswa.
Disebutkan, siswa yang diwisuda ini mencapai prestasi yang luar biasa dalam menghafal Al-Quran, khususnya dalam hafalan juz 30 yang telah ditargetkan madrasah. Tidak hanya memenuhi target yang ditetapkan, ada empat siswa yang mencapai prestasi yang lebih tinggi dengan berhasil menghafal sampai enam juz, dari juz 30 hingga juz 5.
“Maka, sebagai bentuk apresiasi dari sekolah, para siswa diberi mahkota yang kemudian diserahkan oleh orang tua mereka. Sebagian besar dari mereka juga telah diterima di pondok pesantren,” tandasnya.
