• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 26 April 2024

Metropolis

Pemuda NU di Surabaya Ngaji Pola Dakwah di Medsos

Pemuda NU di Surabaya Ngaji Pola Dakwah di Medsos
Rijal Mumazziq, Rektor Inaifas Kencong, Jember, menjelaskan tentang pola dakwah di medsos. (Foto: NOJ/ Hisam Malik)
Rijal Mumazziq, Rektor Inaifas Kencong, Jember, menjelaskan tentang pola dakwah di medsos. (Foto: NOJ/ Hisam Malik)

Surabaya, NU Online Jatim

Rektor Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyah (Inaifas) Kencong, Jember, Rijal Mumazziq memaparkan, bahwa pola dakwah di media sosial saat ini perlu digalakkan. Hal tersebut agar syiar-syiar ke-NU-an terus menyebar hingga seluruh lapisan masyarakat.

 

“Secara tidak langsung kita sudah terpenjarakan oleh media sosial. Betapa tidak, berbagai kebutuhan kita sudah tersedia di sana,” ujarnya saat jadi pemateri dalam Seminar Kepemudaan oleh Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Ampel, Semampir, Surabaya, Ahad (30/01/2022).

 

Ia menjelaskan, bahwa media sosial sangat berpengaruh terhadap perubahan kehidupan manusia. Menurutnya, untuk berkirim pesan kepada seseorang, sudah tidak lagi menggunakan jasa Pos, namun cukup melalui media sosial.

 

“Bahkan, respons dari penerima pesan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan jasa Pos seperti pada era sebelumnya,” ucapnya.

 

Deputi Kaderisasi dan Dirosah Pengurus Wilayah (PW) Majelis Dzikir dan Shalawat (MDS) Rijalul Ansor Jawa Timur ini menyebutkan, ada fenomena menarik di media sosial bila diperhatikan dengan seksama.

 

“Jika kita melihat Facebook, rata-rata penggunanya adalah usia 25 sampai 30 tahun ke atas. Sedangkan Twitter, lnstagram, Tiktok penggunanya rata-rata di bawah usia 25-30 tahun,” jelasnya.

 

Setelah dianalisis, lanjutnya, hal itu terjadi karena rata-rata pemuda di usia 25-30 ke bawah kurang minat membaca. Sebab, postingan di facebook rata-rata memuat tulisan yang lebih banyak dari pada media sosial lainnya. 

 

“Sehingga, secara tidak langsung bisa diartikan pengguna facebook kalangan yang suka berpikir, dan twitter untuk mencari isu yang viral. Sedangkan lnstagram dan Tiktok untuk mencari hiburan,” lanjutnya.

 

Dirinya pun mengingatkan, bahwa tanggung jawab pemuda adalah untuk melanjutkan warisan para leluhur, yaitu Negara Kesatuan Republik lndonesia (NKRI). Salah satu caranya ialah dengan menjaganya. 

 

“Yakni dengan melakukan dakwah di media sosial yang semakin hari semakin berkembang,” imbuhnya.

 

Ia pun memberikan sejumlah tips dalam melakukan atau pola dakwah di media sosial. Di antaranya dengan menyediakan konten yang adaptif dan menggunakan metode dakwah yang relevan. 

  

“Selain itu, hendaknya harus responsif atas isu-isu kekinian dengan narasi, meme, video pendek, atau ulasan singkat terkait hal tersebut. Jangan lupa, konten harus fleksibel dan luwes, moderat, serta menyenangkan,” pungkasnya.


Metropolis Terbaru