• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 29 Maret 2024

Metropolis

Penduduk Puluhan Juta, Jatim Kekurangan 27.897 Dokter

Penduduk Puluhan Juta, Jatim Kekurangan 27.897 Dokter
Pelantikan dokter muda. Foto: Istimewa
Pelantikan dokter muda. Foto: Istimewa

Surabaya, NU Online Jatim

Keberadaan dokter di Provinsi Jawa Timur (Jatim) ternyata masih kekurangan. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), Provinsi Jatim masih kekurangan 27.897 dokter.


”Di Jawa Timur yang memiliki jumlah penduduk 41 juta, tetapi jumlah dokternya baru 13.166. Sehingga di Jatim masih kekurangan 27.897 dokter,” kata Dirjen Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Aryanti Araya dilansir dari Antara saat melakukan visitasi ke Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Jumat (25/11/2022).


Ia menjelaskan, sesuai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Kesehatan dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi pada 12 Juli, ada kebijakan peningkatan kuota mahasiswa dokter dan dokter spesialis, memperbanyak dosen dengan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), dan menambah rumah sakit pendidikan.


Hingga kini, sudah terdapat 92 Fakultas Kedokteran (FK) di 31 dari 34 provinsi di Indonesia. Namun, keberadaan dokter masih belum merata di semua daerah.


Sehingga saat ini ada empat FK penugasan untuk dibentuk di provinsi yang belum memiliki FK, yakni di Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Kepulauan Riau.


”Saat ini juga ada 18 FK pengajuan yang dalam tahap visitasi dan menunggu pencabutan moratorium pendirian FK,” ujar Aryanti.


Sementara FK yang berasal dari Jatim, yakni Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Uida Gontor, Universitas Bhakti Wiyata, Universitas Darul Ulum, Universitas Negeri Surabaya, dan UPN Veteran Jatim.


“Jawa Timur salah satu yang tentunya kota besar yang memang sudah ada beberapa fakultas kedokteran sebelumnya. Untuk membuka fakultas kedokteran sekarang tentunya beberapa hal yang harus kita pertimbangkan bukan hanya sarana,” ungkap Aryanti.


”Tetapi apakah fakultas kedokteran ini masih dibutuhkan di daerah ini ya karena fakultas kedokteran yang kami bangun tidak hanya di perkotaan besar tetapi juga di daerah-daerah yang masih kekurangan fakultas kedokteran,” lanjutnya.


Editor:

Metropolis Terbaru