• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Jumat, 19 April 2024

Metropolis

PKL di Mojokerto, Wakil Ketua Ansor Jatim Sampaikan Tiga Hal

PKL di Mojokerto, Wakil Ketua Ansor Jatim Sampaikan Tiga Hal
Wakil Ketua Bidang Pengkaderan PW GP Ansor Jawa Timur, Achmad Nur Aminuddin saat PKL di Mojokerto. (Foto: NOJ/ Yulia NH)
Wakil Ketua Bidang Pengkaderan PW GP Ansor Jawa Timur, Achmad Nur Aminuddin saat PKL di Mojokerto. (Foto: NOJ/ Yulia NH)

Mojokerto, NU Online Jatim

Wakil Ketua Bidang Pengkaderan Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Timur, Achmad Nur Aminuddin menyampaikan, bahwa di dalam kepemimpinan sebuah organisasi harus dilakukan tiga hal. Semuanya itu hendaknya berjalan seiring tanpa ada yang dikesampingkan.

 

Penegasan tersebut disampaikan saat pembukaan Pelatihan Kepemimpinan Lanjutan (PKL) yang digelar Pimpinan Cabang (PC) GP Ansor Kabupaten Mojokerto, Kamis (11/11). Kegiatan tersebut dipusatkan di aula SMP Teknologi Informatika Al Hidayah Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto

 

Pertama, ialah transfer knowledge atau pengetahuan. Yakni pengetahuan tentang ilmu sekumpulan ideologi dari berbagai ikhtiar yang dilakukan ulama. Proses ini harus dibarengi dengan keyakinan yang kuat, karena organisasi yang kuat harus mempunyai ideologi yang kuat.

 

“Pengetahuan yang diberikan di GP Ansor ini adalah ideologisasi, agar nantinya dapat memantapkan sahabat-sahabat menjadi kader yang militan,” ujar Gus Amin, sapaan akrabnya.

 

Kedua, yakni dibekali skill untuk saling mengenal. Skill yang demikian diperlukan agar tidak menjadi kader yang bergerak secara individu. Akan tetapi hendaknya bergerak dengan terstruktur sesuai dengan komando pimpinan.

 

“Di PKL ini ada materi kepemimpinan dan intelegensi. Hal ini untuk membekali kader cara bernegosiasi dengan kawan, lawan, atau partner, utamanya dalam membuat strategi yang pas sebagai pemimpin,” kata Gus Amin.

 

Ketiga, yaitu muhasabah. Menurutnya, pemimpin-pemimpin hebat di Indonesia memiliki nasab yang punya riyadhoh dan ta’alluq. Sehingga muncul i'tikad yang bersih dengan berbasis kekuatan mental spiritual untuk menjaga NKRI.

 

“Misal bukan orang tuanya, bisa saja kakek atau nenek yang memiliki riyadhoh dan ta’alluq tersebut. Bisa juga keluarga lainnya,” terangnya.

 

Gus Amin pun menyebutkan, bahwa PKL adalah kaderisasi midle class atau kelas menengah. Yang bisa dilakukan oleh kader yang selesai mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Dasar (PKD).

 

 

“Yang di tentara diibaratkan sebagai perwira. Yakni kader yang tidak lengah karena hujan, tidak akan takut karena panas, dan harus berani untuk mengerahkan tenaganya untuk kebesaran NU,” tandasnya.


Metropolis Terbaru