Sidoarjo, NU Online Jatim
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, KH R Abdus Salam Mujib menegaskan NU merupakan suatu almamater. Oleh karenanya jika para kader NU telah menyatu dengan NU tidak akan melakukan kesalahan yang keluar dari nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja).
Hal tersebut ia katakan pada acara penyerahan ijazah Pendidikan Kaderisasi Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) PCNU Sidoarjo 9 angkatan sebanyak 400 lebih kader. Acara ini dipusatkan di Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari Lingkar Timur, Sidoarjo, Kamis (18/05/2023).
“Ini pentingnya kita punya almamater NU. NU adalah Aswaja, NU adalah guru-guru kita ,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo itu menyebutkan dalam Al-Qur’an dikisahkan tentang Nabi Yusuf dan Siti Zulaikha. Saat itu keduanya merupakan manusia biasa, Siti Zulaikha ingin melakukan perzinahan dengan Nabi Yusuf. Terbesit syahwat di hati Nabi Yusuf untuk menikah dengan Siti Zulaikhah.
“Seandainya Nabi Yusuf tidak melihat almamater, guru, atau ayat-ayat Allah yang melarang perzinahan, pasti ia akan jatuh pada perzinahan dengan Siti Zulaikha. Inilah pentingnya almamater,” ucapnya.
Pada kesempatan ini Kiai Salam juga mengulas keutamaan kalimat istighfar, dimana jika kalimat ini dilafalkan akan mempermudah persoalan kehidupan di dunia. Dikisahkan seorang tabi’in yang bernama Imam Hasal Al Basri diminta ijazah orang yang mempunyai kesulitan masalah rizki.
“Imam Hasan Al Basri menyarankan orang tersebut untuk membaca istighfar. Masalah apapun oleh Imam Hasan Al Basri disarankan untuk membaca istighfar,” terangnya.
Hal tersebut membuat para murid Imam Hasan Al Basri penasaran dengan kalimat istighfar hingga menanyakan kenapa setiap ada orang yang meminta ijazah selalu disarankan membaca istighfar.
“Dijawab oleh Imam Hasan Al Basri dengan mengutip QS Nuh ayat 10 yang artinya Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun,” pungkasnya.
