• logo nu online jatim
Home Metropolis Malang Raya Madura Tapal Kuda Kediri Raya Matraman Pantura Khutbah Keislaman Tokoh Rehat Jujugan Nusiana Opini Pendidikan Pemerintahan Parlemen Pustaka Video Risalah Redaksi NU Online Network
Minggu, 28 April 2024

Metropolis

Refleksi ke-63, Ketua PMII Sidoarjo Sebut Kader Harus Bisa Adaptasi dengan Zaman

Refleksi ke-63, Ketua PMII Sidoarjo Sebut Kader Harus Bisa Adaptasi dengan Zaman
Ketua PC PMII Sidoarjo, Ifan Alexander (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)
Ketua PC PMII Sidoarjo, Ifan Alexander (Foto: NOJ/Boy Ardiansyah)

Sidoarjo, NU Online Jatim

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) telah berusia 63 tahun pada tanggal 17 April 2023 kemarin. Pada momen ini, PMII mengangkat tema besar yakni ‘Penggerak Bangsa, Memimpin Nusantara’.


Ifan Alexander selaku ketua Pengurus Cabang (PC) PMII Sidoarjo mengatakan, PMII memiliki hubungan erat dengan NU dan identik dengan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).


“Pijakan Aswaja konsepsional dari fikroh ke harakah, maka basis argumentasinya harus melandaskan pada akar-akar historis sebagaimana konsepsional gagasan-gagasan baru yang bersifat kritis dan kontektual,” katanya kepada NU Online Jatim, Senin (17/04/2023).


Disebutkan melalui tema ini, maka kader PMII Sidoarjo harus bisa beradaptasi sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi zaman. Untuk kemudian menjadi bentuk nyata pemuda adalah pemimpin di masa mendatang atau kelak. Maka kader PMII harus disiapkan untuk mengisi post-post strategis.


“Dalam memimpin kader PMII harus memahami Salus Populi Suprema Lex yang artinya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah hukum yang tertinggi dalam suatu negara,” terangnya.


Dengan landasan  ilmu yang kuat, maka kader PMII akan menjadi bagian penting sebagai agen penyelamat karakter sosial di era perubahan zaman yang berpotensi terjadinya Post Truth. Terlebih, di era digital saat ini yang sangat rentan terjadi Post Truth dan Disrupsi Social.


“Disrupsi tersebut jika tidak disikapi dengan bijak, juga akan berpotensi ketidakbijakan dalam pemanfaatan digitalisasi,” ungkapnya.


Inilah yang kemudian dikhawatirkan, yaitu terjadinya potensi degradasi nilai sosial, moral, dan kultural. Terlebih, jika degradasi sosial bertemu dengan segala tindakan yang tidak masuk akal.


Pihaknya berharap, untuk para kader PMII di Sidoarjo harus faham bahwa kader PMII harus terus menyuarakan kebenaran secara sosial.


“Kader PMII harus turut serta dalam mewujudkan keadilan. Karena keadilan harus ditegakkan meskipun langit akan runtuh,” tandasnya.


Metropolis Terbaru